Mohon tunggu...
Muhammad Hambali
Muhammad Hambali Mohon Tunggu... Dosen - Writing rhythms of the universe.

Philosophy, Culture, Philology, and Wisdom.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Shodaqoh Tathowwu': Bukan Seperti yang Minta-minta Barang dan Uang Kalian di Muka Umum Itu!

19 April 2022   01:58 Diperbarui: 19 April 2022   02:06 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1800x1200/news/2019/12/20bbff0f55a2ae61a115692ed6c6bb57.jpg

Ini saya hendak membahas tentang ilmu shodaqoh. Ini juga lanjutan dari postingan sebelumnya tentang shodaqoh. Kalau sekiranya bermanfaat, pembahasan ini akan dilanjutkan ke tema berikutnya. 

Sudah pernah dengar shodaqoh tathowwu'? 

Tathowwu’ itu artinya adalah sukarela. Dengan demikian maksud dari shodaqoh tathowwu’ adalah shodaqoh yang diberikan berdasarkan kesukarelaan bukan berdasarkan keharusan atau kewajiban dari Allah.

Hukum shodaqoh tathowwu’ tentu sangat dianjurkan atau disenangi (mustahabbah). Hal ini berdasarkan dua hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:

"من أطعم جائعا أطعمه الله من ثمار الجنة، ومن سقى مؤمنا على ظمأ سقاه الله عز وجل يوم القيامة من الرحيق المختوم ومن كسا مؤمنا عاريا كساه الله خضر الجنة"

“Sesorang yang memberi makan orang lapar maka Allah akan memberinya makan kelak dengan buah-buahan surga, yang memberi minum orang haus ia akan diberi minuman rahiq  (minuman terbaik surga) dengan kemasan tertutup, yang memberi pakaian orang yang “tak berpakaian” ia akan diberi pakaian khudr (pakaian indah surga berwarna hijau tua).

"إن العبد إذا تصدق من طيب تقبلها الله منه وأخذها بيمينه فرباها كما يربي مهره أو فصيله وإن الرجل  ليتصدق باللقمة فتربو في يد الله أو في كف الله حتى تكون مثل الجبل فتصدقوا"

“Seorang hamba apabila ia bershodaqoh dengan sesuatu yang baik maka Allah akan menerimanya dengan “tangan kananNya” kemudian ia akan mengembangkan shodaqoh itu seperti hamba itu mengembangkan anak kuda dan binatang sapihannya, dan jika seseorang bershodaqoh dengan satu suapan maka itu akan berkembang di “tangan Allah” sehingga membesar seperti gunung, maka bershodaqohlah”.

Begitulah tentang bagusnya bershodaqoh, kalian bisa pertimbangkan sendiri dengan nurani kalian. Nah, sekarang saya akan meneruskan pembahasan tentang bagaimana bershodaqoh secara tersembunyi. Pembahasan ini berdasarkan kitab al-Fiqhul Islamiy wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaily.

Bershodaqoh dengan sembunyi lebih utama daripada bershodaqoh secara terang-terangan. Sembunyi maka bisa ditafsirkan dengan tidak menyengaja memamerkan shodaqoh kita kepada orang lain dengan tujuan ingin mendapatkan pujian dan nama baik, apalagi ingin meraup suara terbanyak di saat pemilu dan lain-lain.

Shodaqoh sembunyi ini berdasarkan hadist yang berbunyi:

"السبعة الذين يظلهم الله تحت ظل عرشه يوم لا ظل إلا ظله: ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه"

“Tujuh orang yang dinaungi oleh Allah di bawah arsy dan di waktu itu tidak ada naungan selain naungan Allah; salah satunya adalah seorang yang bershodaqoh kemudian ia menyembunyikannya sehingga ‘tangan kirinya pun tak mengetahui bahwa tangan kanannya telah memberi shodaqoh’”

Kenapa kalau bershodaqoh di Bulan Ramadhan lebih baik dari bulan lainnya? Itu jawabannya adalah karena orang-orang fakir miskin itu mengalami kesusahan dan lemah dalam mencari penghasilan di saat berpuasa. Selain itu, di Bulan Ramadhan setiap kebaikan akan dilipatgandakan tidak seperti biasanya.

Di kitab yang saya baca ini juga disebutkan bahwa bershodaqoh dianjurkan bagi orang yang telah terlanjur melakukan kemaksiatan. Kemudian disunnahkan juga membaca bismillahirrahmanirrahim ketika memberikan shodaqoh, alasannya karena hal itu adalah bentuk ibadah.

Saya hanya menyampaikan sebagian ilmu tentang shodaqoh. Menurut saya ilmu itu penting karena yang menuntun kita berbuat adalah ilmu. Ada juga yang mengatakan “ilmu tanpa agama adalah kesombongan sedangkan agama tanpa ilmu adalah kekosongan”. Kemudian sepengetahuan saya, tidak ada shodaqoh dengan cara diminta hpnya, jam tangannya, atau uang di dompetnya di depan orang banyak dalam acara besar dan dengan tendensi mendesak. Belum pernah saya melihat Kyai dan guru-guru saya di pondok pesantren mengajarkan saya seperti itu. Hal itu bisa hangus pahalanya apabila yang dianggap sedang bershodaqoh itu ada setitik tidak rela di dalam hatinya. Semacam itu bukanlah yang disebut dengan shodaqoh tathowwu'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun