Dampak dari Covid 19 yang terjadi 3 tahun yang lalu telah mengejutkan seluruh dunia. Virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut sangat cepat menyebar hingga keseluruh dunia karena virusnya dapat menyebar melalui berjabat tangan, benda yang yang telah terinfeksi, bahkan melalui udara sekalipun.Â
Kita telah merasakan dampak yang sangat mengerikan dari penyebab penyebaran virus ini. Karena virus ini, semua aktivitas manusia diseluruh dunia menjadi lumpuh. Selain itu, begitu banyak nyawa yang telah direnggut dari dampak virus covid 19 ini.
Di indonesia sendiri, dampak yang sangat jelas terlihat adalah banyaknya masyarakat yang terinveksi virus tersebut. Hal ini dikarenakan para masyarakat tidak mematuhi segala peraturan yang berlaku dimomen disaat virus tersebut mencapai puncaknya. Pemerintah pusat telah menetapkan peraturan berupa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Dengan masuknya virus  corona, menjadi penghalang bagi semua kalangan di seluruh dunia, sekaligus menjadi ancaman kesehatan. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan.Â
Dampak Covid-19 terhadap pendidikan sangat besar, dan dirasakan oleh berbagai kalangan, termasuk instruktur, kepala sekolah, siswa, dan orang tua. Universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia telah ditutup karena pandemi yang parah.
Diindonesia sendiri, pihak pendidikan akhirnya menetapkan proses belajar mengajar di rumah (daring ) selama masa pandemi ini berlangsung.Â
Tentu saja Indonesia yang sebelumnya belum  pernah melaksanakan  Pembejaran daring tersebut sangat kewalahan dan tentunya begitu banyak kekurangan. Namun demikian, setiap intansi pendidikan disetiap wilayah indonesia mengupayakan proses pendidikan seoptimal mungkin.Â
Dalam perjalannya, tentunya ada dampak dampak yang ditimbulkan dari proses belajar dalam jaringan tersebut. Baik dari segi positf maupun dari segi negatif.dari sisi positif, terlihat bahwa belajar dari rumah lebih efisien dari segi biaya.Â
Dimana tidak membutuhkan ruang kelas, serta sarana yang biasa dalam sekolah lainnya. Juga dengan belajar dari rumah, para siswa tentunya lebih mandiri dalam  mencari informasi baru terkait pelajaran, mengasah diri untuk disiplin waktu, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab.Â
Sedangkan di sisi negatifnya, para siswa terkadang berbohong untuk tidak mengikuti pembelajaran dengan alasan masalah jaringan dan sebagainya. Sehingga waktu yang seharusnya dipakai untuk belajar menjadi dipkai untuk hal lain seperti, bermain game, sibuk di sosial media serta hal yang kurang bermanfaat lainnya.
Disamping itu semua, tentunya dampak dari pandemi yang melanda dunia ini tidak bisa kita hindarkan. Satu satunya hal yang harus kita lakukan adalah memaksimalkan hal yang bisa kita lakukan. Seperti di bidang pendidikan, kita harus dapat memaksimalkan program belajar dari rumah tersebut.Â
Mengasah otak para pekerja dibidang pendidikan untuk metode metode belajar dirumah yang efektif, menghasilakn software pendukung yang tentunya menjaga kelancaran proses pendidikan.Â
Baik dari cara penyampaian materi bahkan untuk bidang praktikum sekalipun . dan tentunya, saat ini begitu banyak cara kita untuk belajar karena kreatifitas semua orang di seluruh dunia dalam menghasilan software yang mendukung pembelajaran disegala bidang pendidikan.
Di indonesia, Setelah menjalani masa pembatasan sosial kurang lebih 2 tahun, pemerintah telah mengumumkan untuk meniadakan segala bentuk pembatasan sosial mulai tanggal 9 mei 2022. itu artinya, aktivitas masyarakat di indonesia telah dibuka secara total tanpa ada hambatan lagi.Â
Disamping itu, aktivitas dalam lingkup pendidikan juga akan dibuka dengan maksimal juga. Kegiatan persekolahan tentunya akan dilaksanakan kembali di sekolah dengan maksimal. Namun, setelah menjalani pembelajaran dirumah selama 2 tahun, tentunya akan banyak sekali hal yang berbeda khususnya dari peserta didik itu sendiri. Nah kira kira apa saja dampak yang akan terlihat jelas dalam pembelajaran disekolah setelah pandemi selama ini?
Menurut penulis, siswa disaat menjalani pembelajaran setelah daring selama 2 tahun akan ketergantungan akan handphone. Ini dikarenakan selama ini, segala hal yang dilakukan siswa terfokus pada gadget dan Handphone. Budaya membaca yang dulu sangat populer kini sangat berkurang dikalangan para pelajar.Â
Disatu sisi, siswa juga dapat melakukan simulasi tersendiri dirumah  mereka dengan memanfaatkan teknologi sekarang. Namun, terlihat bahwa siswa lebih banyak meghabiskan waktu untuk bermain dengan gadget mereka dibanding mengasah kemampuan mereka di bidang pendidikan.Â
Siswa yang selama ini berhadapan dengan gadget untuk berinteraksi dengan teman sekolah, akan menyebabkan interaksi di sekolah secara offline akan sangat buruk. Siswa hanya akan terfokus akan gadget mereka masing-masing. Sifat siswa dalam hal ambisi untuk memahami suatu materi juga akan berkurang, karena selama ini, siswa lebih suka untuk mencari jawaban instan melalui internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H