Mohon tunggu...
Emil Munthe
Emil Munthe Mohon Tunggu... Editor - sopir

volleyball passion

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Dampak Proses Belajar Setelah Daring Selama 2 Tahun?

20 Mei 2022   13:43 Diperbarui: 20 Mei 2022   13:53 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengasah otak para pekerja dibidang pendidikan untuk metode metode belajar dirumah yang efektif, menghasilakn software pendukung yang tentunya menjaga kelancaran proses pendidikan. 

Baik dari cara penyampaian materi bahkan untuk bidang praktikum sekalipun . dan tentunya, saat ini begitu banyak cara kita untuk belajar karena kreatifitas semua orang di seluruh dunia dalam menghasilan software yang mendukung pembelajaran disegala bidang pendidikan.

Di indonesia, Setelah menjalani masa pembatasan sosial kurang lebih 2 tahun, pemerintah telah mengumumkan untuk meniadakan segala bentuk pembatasan sosial mulai tanggal 9 mei 2022. itu artinya, aktivitas masyarakat di indonesia telah dibuka secara total tanpa ada hambatan lagi. 

Disamping itu, aktivitas dalam lingkup pendidikan juga akan dibuka dengan maksimal juga. Kegiatan persekolahan tentunya akan dilaksanakan kembali di sekolah dengan maksimal. Namun, setelah menjalani pembelajaran dirumah selama 2 tahun, tentunya akan banyak sekali hal yang berbeda khususnya dari peserta didik itu sendiri. Nah kira kira apa saja dampak yang akan terlihat jelas dalam pembelajaran disekolah setelah pandemi selama ini?

Menurut penulis, siswa disaat menjalani pembelajaran setelah daring selama 2 tahun akan ketergantungan akan handphone. Ini dikarenakan selama ini, segala hal yang dilakukan siswa terfokus pada gadget dan Handphone. Budaya membaca yang dulu sangat populer kini sangat berkurang dikalangan para pelajar. 

Disatu sisi, siswa juga dapat melakukan simulasi tersendiri dirumah  mereka dengan memanfaatkan teknologi sekarang. Namun, terlihat bahwa siswa lebih banyak meghabiskan waktu untuk bermain dengan gadget mereka dibanding mengasah kemampuan mereka di bidang pendidikan. 

Siswa yang selama ini berhadapan dengan gadget untuk berinteraksi dengan teman sekolah, akan menyebabkan interaksi di sekolah secara offline akan sangat buruk. Siswa hanya akan terfokus akan gadget mereka masing-masing. Sifat siswa dalam hal ambisi untuk memahami suatu materi juga akan berkurang, karena selama ini, siswa lebih suka untuk mencari jawaban instan melalui internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun