Pak, mengapa kau termenung di ujung sana
kursi bambu reot itu bahkan tak kuat lagi menahan keluhmu
atau menghibur dirimu yang jarang tertawa
Pak, mengapa kau diam berdiri di balik jendela
hingga debunya ogak menahan nafasmu
dan mereka berusaha melupakan baumu
Pak, ayolah tersenyum nampakkan gigi
lepaskan semua beban di dalam hati
tolong, nikmatilah hari ini
Pak, kenapa kau lupa berkat yang ada padamu
hingga lupa kami selalu mendukungmu
tanpa peduli kau berbeda atau masih seperti dulu
Pak, jangan sesali yang lalu
tak ada yang peduli dengan masa depanmu
pun begitu masa lalu kecuali keluargamu
Pak, kenapa masih menyesal di hari tua
menyalahkan diri atas semua masalah
seakan kau Tuhan yang harus menanggung segalanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H