Mohon tunggu...
Moh Sadli
Moh Sadli Mohon Tunggu... Insinyur - bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan milik negara

I am a dad with 3 boys surrounding, runner of half marathon, traveller and art enthusiasm Somehow the world become rude, therefore only happines vibe to share

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencari Cahaya di Bumi Cendrawasih, The Untold Story *)

7 November 2022   16:00 Diperbarui: 7 November 2022   16:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa hari menjelang kepulangan

Namun disini saya tidak akan menceritakan bagaimana akhirnya distrik dan desa tersebut terlistriki, namun bagaimana kami berinteraksi secara langsung dengan masyarakat Papua, koloni yang jauh dari sentuhan teknologi dan peradaban, namun sanggup bertahan di tengah konflik sosial yang masih kadang bergejolak.

Kantor Kampung Distrik Melagi, tempat kami berkonsoldiasi dengan apatur distrik/desa
Kantor Kampung Distrik Melagi, tempat kami berkonsoldiasi dengan apatur distrik/desa

Hari itu tim kami tiba di kota Wamena, sebuah kota dan pusat pemerintah atau ibukota Provinsi Papua Pegunungan yang berada di dataran tinggi. Wamena, kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara, daerah pegunungan yang berada di 2200 meter dpl. Di sana jalannya terjal namun sudah beraspal dengan banyak jurang di kanan dan kirinya. 

Di Wamena tidak ada mall seperti kota lainnya, namun tetap saja masih dalam kategori cukup ramai bila dibandingkan pulau tempat saya bertugas, pikirku. Meski lokasi survey tim kami nantinya bukan di Wamena namun distrik yang berada di kabupaten Lanny Jaya, sekitar 80 km atau 4 jam perjalanan dari kota Wamena.

Di pedalaman Wamena masih terdapat saudara kita belajar sambil ditemani lilin. Pagi itu saya dan teman-teman mulai survey ke beberapa distrik yang ada di Kabupaten Lanny Jaya, yaitu distrik Tiom, Melagi, Milimbo dan Buguk Gona. Sebagian besar mata pencaharian warga lokal bersumber dari hasil bercocok tanam palawija seperti umbi, sayur, dan buah-buahan.

Nirza, bersama warga lokal
Nirza, bersama warga lokal

Saat mentari pagi mulai menyapa kota Lanny Jaya, semangat tim ekspedisi pun ikut menyapa alam desa sekitar, sebuah kota kecil nan elok. Tim kami terdiri dari 5 orang, termasuk saya, 3 orang mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, seorang petugas TNI dan sopir sebagai pemandu jalan. 

Sebagai tim kami berkolaborasi selama kurang lebih sebulan ke depan. Bagi saya bisa bekerja dengan teman-teman dari seluruh Indonesia cukup menyenangkan. Bagi saya merekalah pejuang di masa kemerdekaan saat ini, pejuang millennial.

Seru sekali hingga menyeberangi sungai yang cukup dalam dan alirannya deras. Energi optimisme kami selalu bergemuruh menghadapi tantangan baru melintasi jalan desa yang berliku dan sesekali melewati tebing terjal nan licin. 

Namun semuanya terbayar penuh saat pemandangan gunung dan lembah terhampar luas di depan mata. Meski sangat melelahkan namun hari itu terasa seru. Setiap distrik disambut dengan berbagai acara adat dan aktivitas yang berbeda. Sambutan yang hangat membuat kerinduanku akan kampung halaman sejenak terobati.

Nirza bersama warga lokal
Nirza bersama warga lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun