Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Jejak Kejayaan Tukang Kayu di Kawasan Kota Tua

25 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 25 Januari 2025   20:08 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri jalan Pinangsia Raya (dok.pri)

Tetapi kami tidak menyusuri pasar Glodok, karena sudah sering dilakukan beberapa tahun lalu. Kami mampir di depan kedai Pantjoran Tea House, di sudut jalan Glodok dan Pintu Besar Selatan. Sebagai ciri khas, ada delapan teko teh di atas meja, di depan kedai ini. Rupanya kedai teh ini masih menggunakan furniture antik peninggalan zaman Belanda. 

Ada yang menarik di dinding kedai Pantjoran Tea House. Pada dinding kaca di sebelah luar, terdapat gambar-gambar atau foto yang menggambarkan suasana Glodok di zaman Belanda. Bahkan juga menunjukkan furniture yang diproduksi tukang kayu pada masa itu.

Toko furniture yang tersisa (dok.pri)
Toko furniture yang tersisa (dok.pri)

Di jalan Pintu Besar Selatan masih ada toko perabotan kayu yang bertahan. Toko ini sempit dan memanjang ke dalam, sesuai dengan bentuk bangunan pada masa itu. Lantai di dalam lebih rendah dari jalan. Memang jalan Pintu Besar Selatan mengalami peninggian akibat sering banjir di musim hujan. 

Pemiliknya mengatakan bahwa ia merupakan generasi ketiga yang mewarisi toko ini. Nenek moyangnya berasal dari suatu daerah di Cina yang kemudian mengadu nasib berdagang di Batavia. Di dalam toko ini terdapat beberapa perabotan antik. Sedangkan perabotan baru yang dijual, diletakkan di depan toko berupa kursi-kursi kayu. 

Museum Fatahilah 

Nah, destinasi terakhir adalah museum Fatahilah. Rupanya di sini sedang ada pameran "Furniture Bertutur" yang mengisahkan tentang produk furniture di masa pendudukan Belanda. Ada beberapa model kursi antik, meja dan ranjang bayi.

Kursi Raden Saleh dan Dewan Hindia (dok.pri)
Kursi Raden Saleh dan Dewan Hindia (dok.pri)

Bahkan kita akan menemukan sebuah kursi kayu yang digunakan pelukis terkenal Raden Saleh. Gambar yang menunjukkan Raden Saleh duduk di kursi kayu, rasanya pernah saya lihat di perpustakaan Bogor. 

Kursi Pesisir (dok.pri)
Kursi Pesisir (dok.pri)
Selain itu ada juga kursi yang digunakan oleh Gubernur Jenderal Raffles. Beberapa model kursi beranda, kursi tamu, kursi yang biasa ada di wilayah pesisir dan sebagainya. Semua tampak unik dan estetik. Jelas barang antik begini tak ternilai harganya. 

Buat teman-teman yang ingin tahu tentang sejarah furniture di kawasan kota tua, silakan datang ke pameran ini. Mumpung pameran masih berlangsung cukup lama. Banyak pengunjung yang datang, termasuk wisatawan mancanegara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun