Kebanyakan orang hanya tahu bahwa gereja yang berubah status dan fungsi menjadi masjid adalah Hagia Sophia. Itu betul karena Hagia Sophia merupakan simbol dan ikon di Istanbul. Gedung Hagia Sophia paling besar di antara gedung gereja lainnya.
Namun sebenarnya ada satu lagi gereja yang berubah menjadi masjid. Gereja ini memang tidak sebesar Hagia Sophia, tetapi cukup besar untuk menampung ribuan jamaah. Namanya adalah Gereja Chora yang kemudian diubah menjadi Kariye Camii (Masjid Kariye).Â
Lokasi dari gereja Chora atau Kariye Camii ini terletak di distrik  Edirnekapi , dekat tembok kuno Konstantinopel, Istanbul. Boleh dibilang, dikelilingi lingkungan yang indah dan menawan, di antara Fener dan Balat. Wisatawan akan mengenali Balat sebagai kampung warna-warni di Istanbul.Â
Masih menyimpan mozaik KristianiÂ
Sebagaimana Hagia Sophia, gereja Chora atau Kariye Camii ini adalah permata yang cukup berharga, saksi dari sejarah kejayaan Kerajaan Ottoman ketika menaklukkan Konstantinopel. Gereja Chora dibangun pada abad ke-4 sebagai bagian dari sebuah biara yang berada di luar dinding konstantinopel. Â Namun pada abad ke-5 mulai ditutup dinding-dinding pada pembangunan berikutnya oleh Theodore.Â
Hal yang menarik dan terkenal dari Gereja Chora, adalah mozaik dan lukisan dinding yang indah. Lukisan khas Bizantium menghiasi seluruh dinding gereja dari atas sampai ke bawah. Lukisan ini dianggap mahakarya Renaisans Palaiologan. Sebuah karya seni yang menggambarkan secara detail kehidupan Kristus dan perawan Maria dengan semangat dan keahlian yang luar biasa.Â
Setelah kerajaan Ottoman menaklukkan Konstantinopel di abad 16, gereja tersebut diubah menjadi masjid . Tetapi mozaik dan lukisan dinding tidak dihapus, hanya ditutupi oleh kaligrafi yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Jejak sejarah tetap ada dan dipertahankan.Â
Pada tahun 1945 di saat Mustafa Kemal Attaturk berkuasa, statusnya diganti menjadi museum. Restorasi dilakukan pada Gereja Chora, menampilkan kembali mozaik dan lukisan dinding tersebut. Karya seni yang menakjubkan itu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Â Mereka datang dari seluruh dunia, terutama orang-orang yang ingin mengetahui sejarah Konstantinopel.Â
Kemudian pada tahun 2020, atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan, status museum dicabut dan dikembalikan sebagai masjid. Pemerintah juga melakukan renovasi untuk menyelamatkan peninggalan bersejarah ini. Dan pada bulan Mei 2021 mulai dibuka untuk umum.Â
Mozaik dan lukisan dinding di ruangan utama yang digunakan untuk salat, terpaksa ditutup lagi. Tetapi hanya pada jam-jam pelaksanaan salat berjamaah. Sedangkan setelah itu, dapat dibuka agar bisa dinikmati oleh pengunjung atau wisatawan mancanegara.Â
Sebenarnya, sangat menarik untuk menjelajah Kariye Camii dan sekitarnya. Banyak bangunan rumah tua peninggalan masa Utsmaniyah yang artistik. Kita bisa menyusuri gang-gang sempit sebelum atau sesudah berkunjung ke Kariye Camii.Â
Ada banyak kafe tradisional yang menyajikan makanan ala rakyat Turki. Begitu pula dengan pasar antik dan bangunan lain yang menjadi ciri khas Konstantinopel di masa lalu. Karena itu, kita bisa menyelami kehidupan berabad-abad yang lalu di kawasan ini.Â
Kalau sudah pernah ke tempat yang mainstream seperti Masjid Sultan Ahmet, Hagia Sophia dan sekitarnya, maka carilah tempat seperti ini. Tempat-tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan sebuah kerajaan terbesar Islam Ottoman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H