Kemudian saya juga melihat booth yang menampilkan agama Konghucu. Dahulu, di masa Orde Baru, agama ini dibungkam, tidak boleh melakukan aktivitas secara terbuka. Mereka mendapat kebebasan berekpresi setelah Presiden Gus Dur memberikan izin.Â
Di sebelah booth agama Konghucu, terdapat agama Bakhai. Jujur saya belum pernah mendengar, atau mengetahui secuil pun tentang agama ini. Saya kaget juga membaca bahwa agama Bakhai telah tersebar ke seluruh dunia.Â
Tak kalah menarik adalah booth Paguyuban Cinta Tanah Air Kalacakra. Ini booth yang menampilkan beberapa kepercayaan yang ada di Indonesia. Mungkin sebagian menganggap ada yang mistis atau klenik jika melihat deretan keris di atas meja. Â Bahkan depan booth terdapat tungku dengan bara api untuk memperagakan pembuatan keris. Di sini juga terlihat beberapa orang yang berpakaian seperti suku Baduy luar dengan ikat kepala berwarna biru.Â
Satu hal lagi yang mengherankan saya, ada komunitas Eden yang dahulu dipimpin oleh Lia Eden. Kasus Lia Eden ini dahulu begitu heboh dan dianggap ajaran sesat. Setelah Lia Eden meninggal, ternyata masih ada penerusnya. Dalam Festival Toleransi, komunitas Eden yang berpakaian serba putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga Stanza di atas panggung utama.Â
Muhadjir Effendy membuka Festival Toleransi dengan pidato singkat. Bersama dengan beberapa tokoh agama dan masyarakat, melepaskan beberapa ekor merpati putih terbang ke angkasa sebagai lambang perdamaian. Di antara para tamu terdapat duta-duta besar dari berbagai negara. Acara ini juga dimeriahkan oleh atraksi barongsai yang sangat menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H