Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paus Fransiskus dalam Bingkai Festival Toleransi

3 September 2024   20:18 Diperbarui: 3 September 2024   20:28 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di depan booth Paguyuban Cinta Tanah Air (dok.pri)

Konghucu (dok.pri)
Konghucu (dok.pri)

Kemudian saya juga melihat booth yang menampilkan agama Konghucu. Dahulu, di masa Orde Baru, agama ini dibungkam, tidak boleh melakukan aktivitas secara terbuka. Mereka mendapat kebebasan berekpresi setelah Presiden Gus Dur memberikan izin. 

Di sebelah booth agama Konghucu, terdapat agama Bakhai. Jujur saya belum pernah mendengar, atau mengetahui secuil pun tentang agama ini. Saya kaget juga membaca bahwa agama Bakhai telah tersebar ke seluruh dunia. 

Saya di depan booth Paguyuban Cinta Tanah Air (dok.pri)
Saya di depan booth Paguyuban Cinta Tanah Air (dok.pri)

Tak kalah menarik adalah booth Paguyuban Cinta Tanah Air Kalacakra. Ini booth yang menampilkan beberapa kepercayaan yang ada di Indonesia. Mungkin sebagian menganggap ada yang mistis atau klenik jika melihat deretan keris di atas meja.  Bahkan depan booth terdapat tungku dengan bara api untuk memperagakan pembuatan keris. Di sini juga terlihat beberapa orang yang berpakaian seperti suku Baduy luar dengan ikat kepala berwarna biru. 

Komunitas Eden (dok.pri)
Komunitas Eden (dok.pri)

Satu hal lagi yang mengherankan saya, ada komunitas Eden yang dahulu dipimpin oleh Lia Eden. Kasus Lia Eden ini dahulu begitu heboh dan dianggap ajaran sesat. Setelah Lia Eden meninggal, ternyata masih ada penerusnya. Dalam Festival Toleransi, komunitas Eden yang berpakaian serba putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga Stanza di atas panggung utama. 

Muhadjir Effendy membuka Festival Toleransi dengan pidato singkat. Bersama dengan beberapa tokoh agama dan masyarakat, melepaskan beberapa ekor merpati putih terbang ke angkasa sebagai lambang perdamaian. Di antara para tamu terdapat duta-duta besar dari berbagai negara. Acara ini juga dimeriahkan oleh atraksi barongsai yang sangat menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun