Dalam rangka kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, ICRP menyelenggarakan Festival Toleransi yang bertempat di Galeri Nasional Indonesia, Gambir. Festival Toleransi ini berlangsung sejak tanggal 2 hingga 4 September dan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Budaya, Muhadjir Effendy.Â
Perlu diketahui, ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) merupakan lembaga yang didirikan oleh Presiden Gus Dur pada tahun 2000. Maka pada tahun 2024, usia lembaga ini adalah 24 tahun. ICRP konsisten bergerak di bidang perdamaian sesuai dengan Pancasila.Â
Meluncurlah saya ke sana Senin tanggal 2 sebelum tengah hari. Jadi belum diresmikan oleh Menteri Muhadjir Effendy yang dijadwalkan datang sekitar pukul 12.30. Meskipun berkaitan dengan kedatangan Paus Fransiskus, tetapi bukan berarti Paus mampir ke sini. Namun kita dapat melihat beberapa lukisan Paus Fransiskus karya Denny J.A yang menggambarkan Paus Fransiskus sedang mencuci kaki jemaatnya di Indonesia.Â
Lukisan utama cukup besar dan terpampang di sebuah booth. Di sini kita bisa berfoto bersama sang pelukis yang juga datang sejak awal. Lukisan ini masih terhitung baru, kita belum pernah melihat sebelumnya karena belum dipublikasikan.Â
Selain di depan, beberapa lukisan Paus juga ada dalam ruangan aula yang menjadi pameran foto keberagaman di Indonesia. Lukisan-lukisan satu tipe, yaitu Paus Fransiskus mencuci kaki jemaatnya. Hanya saja obyek orang yang dicuci kakinya berbeda-beda, dari suku yang berbeda, dilihat dari pakaian tradisional yang dikenakan.Â
Hal yang menarik, Denny J. A menggambarkan keberagaman masyarakat Indonesia dalam lukisan tersebut. Bukan hanya keberagaman suku, tetapi juga agama. Dalam lukisan terdapat masjid, rumah ibadah umat Islam, dan ada juga anak-anak muslim yang dirangkul oleh Paus. Ini menyiratkan perdamaian antara masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Kental dengan nuansa Pancasila.Â
Organisasi keagamaan lainnyaÂ
Ada beberapa booth pameran yang diisi oleh organisasi-organisasi keagamaan. Di samping kiri booth ICRP adalah booth Ahmadiyah. Di sini saya mendapat minuman hangat mirip teh tarik, dan bebas kalau mau tambah. Saya minum sambil mendengarkan penjelasan dari dua petugas yang menjaga.Â
Ternyata Ahmadiyah telah menerjemahkan kitab suci Alquran dalam beberapa bahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Ibrani, yang digunakan oleh Israel. Sayangnya mungkin orang-orang Israel saja yang enggan mempelajari Alquran dengan sebenarnya.Â