Tiga hanggar yang turut disertakan termasuk Skadron udara 31, perkantoran, gudang-gudang, rumah sakit dan perumahan. Nama Cililitan diganti dengan nama seorang pahlawan TNI AU, Â Marsekal Muda A. Halim Perdanakusuma, berdasarkan SK KSAU No. 76 Tahun 1952.Â
Luas Lanud Halim 1700 hektar dengan landasan pacu 3000 meter. Sejak 1977 sampai sekarang dipimpin oleh 33 perwira tinggi TNI AU. Tiga di antaranya berhasil menjadi KSAU, Marsekal TNI Soekardi, Marsekal TNI Siboen dan Marsekal TNI Sutria Tubagus.Â
Lanud Halim Perdanakusuma merupakan pangkalan udara terlengkap, memiliki satu organisasi Wings, tiga Skadron udara dan satu Skadron teknik. Selain itu juga ditempati 20 satuan lain TNI. Lanud Halim Perdanakusuma merupakan pintu masuk dan keluar tamu-tamu VIP/VVIP atau tamu-tamu kenegaraan. Tidak heran jika penjagaannya sangat ketat.
Skadron 17
Tempat yang pertama kami datangi adalah Skadron udara 17. Ini adalah Skadron yang melayani penerbangan khusus VIP/VVIP Â seperti RI 1, Â RI 2 dan SAR terbatas. . Baru-baru ini Skadron 17 dilengkapi armada pesawat Falcon 8X dan 9X. Boleh dikatakan inilah Force one -nya Indonesia.
Seorang penerbang TNI AU menyambut kami. Dia menjelaskan secara singkat mengenai Skadron udara 17. Operasional Skadron udara 17 di bawah naungan kementerian Sekretariat Negara. Ada 18 penerbang yang melakukan tugas secara bergantian. Kereta kencana menjadi lambang Skadron udara 17.Â
Saat ini ada pesawat jenis Boeing B-737 400, C 130 Hercules, dan Fokker P27 Friendship. Dahulu juga mengoperasionalkan helikopter Puma, tetapi sekarang telah dialihkan pada Skadron udara 45.Â
Di area Skadron udara 17, kita tidak boleh sembarangan mengambil foto dan video. Kalau pun ada, tidak boleh dipublikasikan di manapun. Foto-foto hanya boleh menjadi koleksi pribadi.Â
Skadron udara 31
Setelah selesai di Skadron udara 17, kamu melanjutkan tur ke Skadron udara 31. Kalau dilihat letaknya tidak jauh, tapi untuk menuju ke sana harus melalui jalur memutar karena di tengah-tengah adalah jalur penerbangan.
Di hanggar Skadron udara 31, terdapat pesawat Hercules 400-500 yang baru diproduksi pada tahun 2016. TNI AU menerima pesawat Hercules ini tahun 2022 yang lalu. Sambutan yang ramah dari para penerbang membuat kami bersemangat mengekspor pesawat ini.Â