Lantas aku menjawab pesannya, bersedia menemui dia di sebuah kafe rooftop yang menghadap pantai, tak jauh dari  Hagia Sophia. Kafe yang aku tahu menyediakan Kunefe lezat dan kopi yang enak. Tempat itu juga Ozkan yang pertama mengajak ke sana.Â
Pada malam yang ditentukan, aku datang ke kafe itu. Untunglah sedang tidak begitu ramai. Aku memilih meja yang biasa kamu tempati dulu. Belum lama aku duduk, pelayan kafe sudah membawakan kopi dan seloyang Kunefe.
"Ozkan sudah memesan untuk anda," kata pelayan itu menjawab keheranan ku.Â
Aku menyesap kopi sambil menunggu kedatangan lelaki itu. Kunefe belum aku sentuh, biar dia saja nanti yang memotongnya.Â
Ketika tengah memperhatikan pemandangan Hagia Sophia di kejauhan, aku mendengar suaranya dari belakang.
"Kenapa Kunefe itu belum dimakan?"
Aku menoleh, dia tampak lebih kurus dan pucat. "Aku tunggu kamu, kuatir habis duluan".
Ozkan tertawa. Ia lantas memotong kue itu, menempatkan di piring kecil dan disodorkan kepadaku. Aku mulai menyendok, tak tahan dengan bau harum keju mozzarella. Lelaki itu hanya memperhatikan aku makan.
"Kenapa kamu gak ikut makan?" Dia menggeleng.
Merasa tak enak hati, aku balas memotong Kunefe untuk Ozkan. Ia hanya tersenyum menyambutnya. Potongan Kunefe tersebut hanya diletakkan di hadapannya, di samping cangkir kopinya.
"Lola, aku ingin minta maaf karena mengkhianatimu. Aku tidak sungguh-sungguh dengan perempuan itu. Aku hanya mencintaimu," akhirnya dia berkata.