Duta besar Ukraina, Dr. Vasyl Hamianin, Â menulis surat terbuka yang ditujukan untuk Presiden RI, Jokowi. Surat terbuka ini disebarluaskan oleh media, isinya panjang lebar mengenai konflik negara itu dengan Rusia dan keinginannya agar Indonesia menolong Ukraina.
Sayangnya, surat terbuka tersebut tidak pada tempatnya. Bahasanya kasar dan seakan memojokkan NKRI. Ini sangat tidak pantas dan tidak beretika. Padahal, dia berada di Indonesia sebagai pejabat yang mewakili pemerintah Ukraina. Seharusnya seorang duta besar mengerti tata krama dalam menyampaikan sesuatu secara resmi.Â
Ada beberapa hal yang tidak lazim:
1. Duta besar menulis surat terbuka
Apakah ini tidak aneh? Sebagai perwakilan dari pemerintah Ukraina, selayaknya Vasyl Hamianin menemui Presiden Jokowi secara langsung dan menyampaikan permohonan agar Indonesia membantu mencarikan solusi yang tepat.
Dia seorang diplomat, mengapa tidak berupaya untuk minta izin bertemu Jokowi. Kalau Hamianin mengajukan permintaan untuk bertemu, pasti dikabulkan. Jokowi akan memberikan kesempatan kepada dia untuk menyampaikan permohonannya.
2. Memaksakan kehendak
Dalam surat terbuka itu, Vasyl Hamianin justru mengeluarkan kata-kata yang mengesankan memberi perintah dan mendikte pemerintah Indonesia untuk melakukan apa yang diinginkan Ukraina.Â
Seharusnya sebagai duta besar, Vasyl Hamianin mempelajari dulu garis kebijakan luar negeri Indonesia. Dia tidak boleh memaksakan kehendak bahwa Indonesia harus membantu Ukraina dengan cara yang diinginkan mereka.
3. Kemarahan
Isi surat terbuka itu mencerminkan kemarahan yang membabi-buta. Padahal Indonesia tidak ada sangkut pautnya dengan konflik Rusia-Ukraina. Itu adalah konflik dua negara, yang seharusnya bisa diselesaikan kalau pemerintah Ukraina menyadari yang terbaik untuk negaranya.
Vasyl Hamianin tidak layak melampiaskan kemarahannya kepada Indonesia. Â Negara di tempat dia bertugas, tidak melakukan kesalahan apapun terhadap Ukraina. Dubes ini sungguh salah sasaran.Â
Apalagi dalam surat terbuka itu menggunakan kutipan dalam kitab suci Al-Qur'an. Vasyl Hamianin seakan menggurui pemerintah Indonesia.
4. Dubes Ukraina yang tidak qualified
Dengan cara-caranya tersebut, membuktikan bahwa Vasyl Hamianin adalah duta besar yang tidak qualified. Mungkin dia perlu banyak belajar lagi tentang hubungan diplomatik. Dia tak pandai berdiplomasi, tetapi hanya melihat dari kacamata kuda.Â
Surat terbuka secara lengkap bisa di baca di sini: