Ada beberapa jin yang ikut tinggal di rumah. Saya tidak pernah mengusir mereka. Hidup berdampingan dengan makhluk halus bukan masalah, karena sebetulnya koloni jin lebih banyak dari manusia.Â
Kaum jin juga menikah, beranak-pinak, dengan usia yang lebih panjang dari manusia. Jadi, mereka juga butuh tempat tinggal. Selama mereka tidak mengganggu secara berlebihan, tidak apa-apa. Salah satu sifat jin adalah suka usil, jahil.Â
Kadang-kadang jin atau makhluk halus berbuat sesuatu hanya untuk mengingatkan bahwa mereka ada di sekitar kita. Mereka tahu mana orang yang pemberani dan yang tidak. Bagi saya silakan ikut, lebih baik lagi juga taat beribadah. Perlu diketahui, jin juga memiliki agama, biasanya sama dengan orang yang diikuti.
Saya dan ibu yang lebih mengetahui tentang keberadaan jin di rumah. Hal ini disebabkan ibu yang memang mampu melihat makhluk halus sejak kecil. Sedangkan saya, tidak setajam ibu tetapi mereka (jin) senang menunjukkan keberadaan mereka.
Pada suatu hari, ibu sedang tidur di kamarnya yang letaknya di sebelah kamar saya. Saya juga ada di kamar sendiri, sedang membaca buku.
Tetiba ibu memanggil,"Thi, thi. Ini suruh pergi dong,"Â
Saya pun bergegas membuka pintu ke kamar ibu,"kenapa, Bu?"
"Ini tadi ada jin perempuan mencolek wajah ibu. Pipi ibu ditepuk-tepuk,"
"Ya gak apa-apa kan? Cuma ditepuk-tepuk," kataku.
"Ya, tapi mukanya serem, bolong-bolong gitu. Bilang jangan ganggu ibu," aku hanya mengangguk.
Sebetulnya jin tadi segera menyingkir ketika saya datang. Dia tahu kalau saya tidak suka, bisa marah dan mengusirnya.
Ibu saya sudah sepuh, mengidap diabetes yang menyerang jantung. Setiap bulan harus kontrol ke Rumah Sakit Umum Fatmawati, menggunakan Askes.
Suatu hari kondisi ibu memburuk, terpaksa di opname di Rumah Sakit itu. Saya dan Bapak bergantian menjaga karena kakak-kakak yang lain sibuk bekerja.
Malam hari saya keluar karena tak tahan dengan dinginnya AC. Saya lebih suka duduk di bangku yang ada di lorong. Ketika kembali ke ruangan ibu, ternyata ibu sedang melek.
"Thi, tadi jin perempuan yang mukanya bolong-bolong itu ada di sini, di samping ibu,"
"Dia ikut karena mau menemani ibu. Biarkan saja," aku berkata.Â
Akhirnya kondisi ibu membaik dan boleh pulang. Namun jin perempuan itu tidak ikut pulang karena dia mendapat teman-teman baru di rumah sakit. Ya, banyak jin yang ada di Rumah Sakit Fatmawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H