Pertama ke Gunung Padang pada tahun 2015 naik motor bersama seorang keponakan laki-laki. Waktu itu saya masih cukup langsing, sehingga mampu memanjat tangga batu yang terjal sepanjang 300 meter.
Eh, kali ini saya tahu diri, tidak yakin akan kuat melewati tangga batu tersebut. Maka saya mengajak yang lain lewat tangga buatan (semen) yang lebih landai sepanjang 500 meter. Ini pun berhasil dilewati dengan susah payah. Nafas ngos-ngosan sesampainya di atas.
Namun kakak saya yang paling lambat karena memang dia lebih tua dan tidak pernah ke tempat ini. Tetapi sesampainya di atas, dia justru lebih dulu selfie, hehehe. Sedangkan saya sibuk menerangkan apa yang saya ketahui tentang situs megalitikum ini kepada keponakan.
Pulangnya, kami melewati tangga yang sama. Saya tidak tergesa-gesa karena sambil menghirup udara segar di sini. Saya lepas masker karena sepi pengunjung dan agar bisa bernafas lega.
Malamnya, kaki saya agak kram. Maklum sudah lama tidak naik gunung, otot-otot menjadi kaku. Ini justru membuat saya mewajibkan diri sendiri agar semakin sering ke alam terbuka.
Ke kebun raya Cibodas
Hari kedua kami ke kebun raya Cibodas, yang cuma setengah jam dari villa. Ke sana harus di bawah jam sebelas agar mobil bisa masuk.
Tiket dibeli secara online oleh keponakan, diperlihatkan pada petugas. Selain itu juga diperiksa sertifikat vaksin. Tapi hanya yang duduk di depan, kami yang di belakang tidak diperiksa.
Setelah parkir, mencari tempat gelar tikar untuk piknik. Semua makanan dikeluarkan. Tetapi saya dan beberapa keponakan memilih naik ke atas meski harga mendaki anak tangga lagi. Kebun raya ini cukup luas, cukup membuat kita lelah mengelilingi.