Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sertifikat Vaksin di Masa Kekhalifahan Utsmaniyah

9 September 2021   10:52 Diperbarui: 9 September 2021   12:37 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sertifikat Vaksin di masa Utsmaniyah (dok.ss.inewsdotid)

Vaksinasi sudah ada sejak zaman dahulu di masa kekhalifahan Utsmaniyah. Hal ini dilakukan untuk mengatasi wabah penyakit yang merebak saat itu, kira-kira seabad yang lalu.

Kekhalifahan Utsmaniyah menguasai wilayah transkontinental dalam kurun waktu cukup lama, 1298-1920. Pada masa kejayaannya mencakup sampai Hongaria, Somalia dan Aljazair. Sekarang wilayah itu menyusut dan dikenal sebagai  sebuah negara bernama Turki.

Pada tahun 1908 Masehi, negeri Ottoman dilanda wabah penyakit campak dan pes. Penyakit yang sangat menular dan menjangkiti masyarakat dengan cepat. Karena itu Sultan Abdulhamid II yang sedang berkuasa, memerintahkan dilakukan vaksinasi.

Setiap orang yang telah divaksin mendapatkan sertifikat resmi dari kesultanan. Sertifikat tersebut menggunakan judul berbahasa Prancis, sedangkan untuk detail atau rincian menggunakan bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar sertifikat tersebut dapat digunakan secara internasional.

Dalam sertifikat vaksin dicantumkan data-data pribadi orang yang divaksin. Antara lain, nama orang yang disuntik, umur, alamat tempat tinggal dan pekerjaan orang tua (jika yang divaksin adalah seorang anak)

Sebagaimana contoh sertifikat vaksin yang ada di museum di Istanbul (foto di atas). Di sertifikat itu tertulis nama seorang anak, Ismail Efendi, baru berusia 10 tahun. Nama ayahnya adalah Mehmed Aga yang bekerja sebagai seorang pengemudi. Tercantum pula alamat tempat tinggal mereka.

Selain itu ada keterangan resmi bahwa vaksinasi tersebut dilakukan tanpa paksaan. Sertifikat diserahkan kepada keluarga Ismail pada tanggal 13 Oktober 1908 (1326 H) dan dilakukan oleh petugas bernama Mustafa bin Hussein. 

Wabah campak dan pes melanda rakyat Ottoman ketika berada di bawah pemerintahan Abdulhamid Khan  II bin Abdulmajid Al Muzafer Daima. Vaksinasi merupakan upaya sultan untuk mengatasi dua penyakit menular tersebut.

Bukti-bukti tersebut menjelaskan kepada kita bahwa pemerintahan Islam tidak anti pati dengan vaksin. Jika memang hal itu diperlukan untuk mengatasi wabah penyakit, maka pemerintah pun segera melaksanakan vaksinasi.

Keselamatan rakyat sudah menjadi tanggung jawab pemerintah. Karena itu pemerintah berupaya sebaik-baiknya untuk menolong rakyatnya dari ancaman penyakit yang mematikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun