Pergantian kekuasaan di Afghanistan patut dicermati oleh pemerintah Indonesia. Kemenangan Taliban sedikit banyak akan memberikan pengaruh untuk Indonesia.Â
Walaupun kita masih disibukkan oleh penanganan pandemi yang tidak kunjung usai, jangan sampai menjadi lengah. Sel-sel teroris di Indonesia justru giat membangun kekuatan.
Kemenangan Taliban seolah menyuntikkan semangat bagi mereka. Para pemimpi khilafah menjadikan hal ini sebagai momentum untuk bangkit melawan pemerintah.Â
Kita bisa melihat dari ulah mereka di saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Informasi hoaks gencar dilancarkan melalui media sosial untuk membangun opini kebencian terhadap pemerintah. Dan ini seperti api dalam sekam yang bisa sewaktu-waktu meledak.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia:
1. ISIS masih eksis. Memang betul bahwa kelompok teroris ini secara organisasi sudah kacau. Terutama ketika pentolan dan pimpinan mereka mati terbunuh. Tetapi bukan berarti mereka sudah punah.
Anggota kelompok teroris tersebut menyebar ke seluruh dunia. Teroris yang berasal dari Indonesia, kembali ke negara ini. Sayangnya, tidak lantas insyaf dan ikut membangun negeri. Mereka bergabung dengan kelompok lain yang sudah ada di Indonesia dengan mimpi mendirikan negara khilafah.
Organisasi-organisasi teroris yang dibubarkan seperti HTI hanya berkamuflase, berganti nama dan rupa. Mereka tetap bergerilya menghasut masyarakat untuk membenci pemerintah.
2. Kelompok-kelompok teroris ini menjalin kerjasama dengan oposisi. Pengalihan kekuasaan digaungkan dengan berusaha menjatuhkan pemerintahan.Â
Beberapa kali mereka melakukan ujicoba selama pandemi dengan menggerakkan demonstrasi. Untunglah sampai hari ini masih belum berhasil. Tapi, mereka tidak akan pernah berhenti.