Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Malioboro dan Dilema Wisata

29 Mei 2021   08:34 Diperbarui: 29 Mei 2021   09:23 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malioboro (dok.pri)

Jadi mereka tidak cukup memiliki sifat orang Jogja yang murah hati. Orang asli Jogja, hampir mustahil memberikan harga tinggi. Mereka hanya mengambil keuntungan seadanya, tidak aji mumpung.

Nasi gudeg di depan pasar Beringharjo tetap 15 ribu dengan telur. Sate asongan juga tetap murah. Lumpia enak di depan hotel Mutiara juga harganya murah. Bahkan kedai kopi yang sering saya masuki tak berubah.

Asosiasi pedagang Malioboro sudah campur aduk, anggota terdiri dari orang Jogja asli dan juga pendatang. Karena itu perlu diberikan edukasi oleh Pemkot terkait adab orang Jogja. 

Karena asosiasi itu mempunyai fungsi strategis mengayomi dan memberdayakan pedagang, maka mereka wajib mendapatkan pembinaan. Wawasan tentang kepariwisataan sebaiknya menjadi dasar pengetahuan mereka. Inilah yang seharusnya langsung digarap oleh Pemkot Jogja.

Sementara kawasan di luar Malioboro masih relatif aman dari permainan harga. Kecuali kafe-kafe modern, yang menerapkan harga standar hampir sama dengan kota besar lainnya.

Pemda Jogja sebetulnya paling bagus dalam menata kawasan wisata dibandingkan daerah lain. Meski masih saja ada hal yang luput dari perhatian.

"Nuthuk" harga paling parah justru ditemukan di kawasan wisata pantai Anyer. Baik soal parkir hingga makanan yang bisa mencapai jutaan, membuat turis sakit jantung mendadak. 

Bagaimana pun, kita yang senang jalan-jalan tetaplah harus berhati-hati. Biasakan untuk menanyakan harga ketika di setiap kawasan wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun