4. Patah hati. Orang-orang yang sedang patah hati, entah itu karena cinta atau karir, pasti mengalami depresi. Ada yang begitu larut dengan keputus-asaan sehingga dapat mm menjadi celah bagi orang yang pandai membujuk.
Sang agitator akan melakukan pendekatan sebagai seorang pahlawan yang menolongnya. Dia sangat perhatian, mendengarkan curahan hati dan segala keluh kesah. Setelah itu agitator ini akan masuk dengan cara yang halus sehingga si korban tidak menyadarinya.
5. Pengangguran. Orang yang tidak memiliki pekerjaan dan kegiatan, tentu akan mencari sesuatu yang membuatnya terasa berharga. Jika ada orang yang mengajak pada satu aktivitas tertentu, ia akan merasa gembira.
Orang semacam ini mudah menjadi sasaran para perekrut teroris. Dia diberi kegiatan, diberi makan, dan mungkin imbalan. Akhirnya ia merasa terikat dengan orang yang mengajak, dan menuruti kemauannya.
6. Jomlo. Orang-orang yang masih sendiri, belum menemukan jodoh dan dianggap telat oleh keluarga atau lingkungan sekitar, adalah sasaran empuk para perekrut. Mereka membujuk dari sisi pencarian jodoh.
Kadang sikap masyarakat kita sangat usil soal perjodohan orang lain. Pertanyaan "kapan kawin" adalah teror bagi para jomlo. Maka ketika ada lawan jenis yang mendekati dan penuh perhatian, ia akan mudah tunduk.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H