Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Tipe Orang yang Bisa Tersesat Menjadi Teroris

2 April 2021   21:35 Diperbarui: 2 April 2021   21:34 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teroris (dok.okezone.com)

4. Patah hati. Orang-orang yang sedang patah hati, entah itu karena cinta atau karir, pasti mengalami depresi. Ada yang begitu larut dengan keputus-asaan sehingga dapat mm menjadi celah bagi orang yang pandai membujuk.

Sang agitator akan melakukan pendekatan sebagai seorang pahlawan yang menolongnya. Dia sangat perhatian, mendengarkan curahan hati dan segala keluh kesah. Setelah itu agitator ini akan masuk dengan cara yang halus sehingga si korban tidak menyadarinya.

5. Pengangguran. Orang yang tidak memiliki pekerjaan dan kegiatan, tentu akan mencari sesuatu yang membuatnya terasa berharga. Jika ada orang yang mengajak pada satu aktivitas tertentu, ia akan merasa gembira.

Orang semacam ini mudah menjadi sasaran para perekrut teroris. Dia diberi kegiatan, diberi makan, dan mungkin imbalan. Akhirnya ia merasa terikat dengan orang yang mengajak, dan menuruti kemauannya.

6. Jomlo. Orang-orang yang masih sendiri, belum menemukan jodoh dan dianggap telat oleh keluarga atau lingkungan sekitar, adalah sasaran empuk para perekrut. Mereka membujuk dari sisi pencarian jodoh.

Kadang sikap masyarakat kita sangat usil soal perjodohan orang lain. Pertanyaan "kapan kawin" adalah teror bagi para jomlo. Maka ketika ada lawan jenis yang mendekati dan penuh perhatian, ia akan mudah tunduk. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun