Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kereta Terakhir

27 Maret 2021   19:55 Diperbarui: 27 Maret 2021   19:57 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rini semakin ketakutan, berpegangan erat pada tanganku. Danu merapat pada Medi. Tetiba dua orang dari mereka telah ada di depan kami. Mereka menghadang dari depan dan belakang.

"Waduh, gimana nih," Medi bingung.

"Med, kalau mereka adalah makhluk halus, kita harus melawan dengan ayat-ayat suci," bisikku.

"Ya. Ayo kita coba. Pertama baca Alfatihah, lanjut Al Ikhlas, Al Falaq dan An-Nas, serta ayat kursi masing-masing tiga kali."

Medi langsung memimpin pembacaan surat-surat itu dengan keras. Aku pun membaca dengan khusyuk. Danu dan Rini membaca sambil memejamkan mata karena takut.

Betul saja, langkah mereka terhenti, beberapa mulai terlihat kesakitan. Kami mengulang lagi bacaan dengan suara yang semakin keras. Setelah itu aku lanjutkan dengan membaca surat Yasin. Kami semakin mantap berpegangan sambil membaca berbarengan dengan khusyuk.

Beberapa lama kemudian, kami tersadar bahwa mereka sudah lenyap entah kemana.

"Dimana mereka?" Danu keheranan.

"Tak usah dicari. Kita lanjutkan berjalan pulang sambil tetap membaca surat-surat tadi," ajak Medi.

Kami pun pulang dengan tetap waspada, tidak lengah terus membaca doa. Alhamdulillah, sampai di tempat kost dengan selamat. Kami pun sujud syukur karena sudah terlindung dari makhluk misterius tersebut. Namun untuk memastikan, kami tidak tidur sampai pagi melainkan berzikir dan membaca Alquran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun