"Apa jatuh di antara makam?" Pikir Ranto.Â
Sejenak dia ragu-ragu, karena pemakaman tampak sangat gelap menyeramkan. Tidak ada lampu satupun. Tapi karena merasa tanggung, akhirnya Ranto masuk juga ke area makam.
Ranto melangkah perlahan di jalan setapak tengah pemakaman sambil komat-kamit membaca doa. Dia merasa tidak tenang, jantungnya berdegup kencang. Tapi jam tangan itu tak kunjung ditemukan.
Tetiba terdengar suara gemerisik dari arah makam Pak Sarif. Secara reflek Ranto mengarahkan senter dari telepon genggamnya. Betapa terkejutnya ia melihat sosok kucing hitam tadi ada di depan makam itu. Wujudnya kemudian berubah menjadi sosok tinggi besar dengan wajah menyeramkan. Ia menyeringai memperlihatkan taring yang berkilau.
Tanpa berpikir lagi Ranto langsung ambil langkah seribu. Kakinya terasa berat, berkali-kali ia terjatuh. Sambil terus membaca doa Ranto menguatkan hati agar cepat tiba di rumah. Setelah berhasil  mencapai rumahnya, Ranto jatuh pingsan.
Esok paginya penduduk kampung digegerkan berita yang mengerikan. Penjaga kuburan menemukan makam Pak Sarif telah dibongkar, jenazahnya tercabik-cabik hingga terlihat tulang belulang, darah segar tercecer di sekitarnya. Dugaan sementara ada binatang liar seperti serigala kelaparan nekad mencari makan.
Ranto menggigil mendengar berita itu. Selama beberapa hari ia tak berani keluar rumah. Namun Ranto selalu membaca Alquran setiap selesai salat. Segala macam doa dirapal agar ia bisa tidur di malam hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI