Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hore, Saya Masih Bisa ke Gunung

31 Desember 2020   06:22 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di sebuah curug (dok.pri)

Pencapaian receh saya kali ini cuma berhasil melakukan perjalanan wisata alam. Antara lain, perjalanan sedikit mendaki ke gunung, menikmati air terjun.

Pandemi Covid 19 memaksa kita untuk lebih banyak di rumah. Tidak ada yang ingin terkena penyakit mematikan ini. Kalau mau selamat, sedapat mungkin tidak keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.

Begitu pula dengan saya, terjebak rutinitas di dalam rumah. Tidak banyak yang bisa dilakukan selain membaca dan menulis. Namun jika rasa bosan menyerang, maka mulailah saya mengacak-acak dapur.

Beberapa teman memamerkan hasil kreasi masakan di media sosial. Saya juga terpacu mempelajari resep masakan melalui YouTube dan media tontonan di Facebook. Saya mencari resep yang jarang diketahui orang lain.

Kadang saya membuat kue atau cemilan, tapi jarang membuat masakan yang rumit. Hasil masakan dimakan bersama keluarga. Tetapi sayangnya masih bersisa sehingga saya terpaksa menghabiskan.

Akibat dari percobaan memasak dan memakannya maka tubuh saya semakin gemuk. Dalam waktu enam bulan, berat badan saya melonjak drastis. Saya kaget melihat jarum timbangan menunjukkan kenaikan lima kilogram. Wow.

Langsung saya menghentikan kegiatan masak-memasak. Kalau dilanjutkan, tubuh saya akan semakin membengkak. Rasanya hati ini teriris ketika mencoba beberapa pakaian ternyata sudah kesempitan.  Waduh.

Bagaimana ini? Kalau situasi kelak normal, saya akan kesulitan menjalankan aktivitas. Berat badan berlebih bisa menyulitkan gerakan dan langkah, padahal saya senang naik gunung. Nanti saya tidak kuat melakukan pendakian.

Suatu hari, ada teman mengajak trip ke sebuah Curug atau air terjun. Lokasinya di kawasan gunung Halimun, Bogor, Jawa Barat. Ini berarti tidak jauh dari Depok.

Saya setuju ikut, selain sudah kangen jalan-jalan, juga karena penasaran apakah cukup kuat kembali ke alam. Tentu saja perjalanan ini tetap menerapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan.

Kami berkumpul di stasiun Bogor. Setelah itu naik kendaraan yang telah disewa. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Namun sebelum tiba di tempat tujuan, mobil mogok tak kuat menanjak. Akhirnya kami melanjutkan dengan berjalan kaki dua kilometer naik turun.

Kami tiba dengan nafas tersengal-sengal karena sudah lama tidak olahraga. Di pintu gerbang sempat istirahat sejenak setelah membayar tiket masuk.

Dari gapura menuju air terjun sebenarnya tidak terlalu jauh, mungkin hanya 500 meter. Tetapi jalan kecil yang dilalui sedikit menanjak, jadi lumayan menguras tenaga.

Eh, ternyata banyak juga pengunjung Curug ini. Kami menghindari kelompok orang lain, memilih tempat tersendiri. Ketika agak sepi, baru kemudian mendekati Curug tersebut.

Ada beberapa orang menyeburkan diri menikmati kesegaran air terjun. Saya hanya mencelupkan kaki dan berfoto di depan Curug itu. Begitu pula teman-teman. 

Namun Curug ini hanya salah satu tujuan. Setelah puas berfoto, kami lanjutkan perjalanan ke atas menuju balong atau kolam. Sebenarnya balong ini adalah aliran sungai yang menjadi Curug di bawahnya.

Perjalanan mendaki ke balong melalui tangga batu. Nah di sini sangat terasa bahwa berat badan menjadi beban. Saya cepat lelah dan terengah-engah. Tapi saya tidak sendiri, teman-teman lain juga seperti itu.

Dan yang membuat saya bahagia, saya adalah yang paling tua. Teman-teman seperjalanan jauh lebih muda. Rerata di bawah 30-an. Wajar dong saya cepat lelah karena usia. Justru saya merasa menang karena mengungguli mereka yang muda.

Di balong tersebut kami berendam dan bermain air. Semula terasa sangat dingin, tapi kulit cepat beradaptasi. Kami berada di sini lebih lama.

Turun lagi dalam keadaan lelah dan mengantuk. Saya mendahului teman-teman yang masih ingin berfoto-foto supaya bisa duduk terkantuk-kantuk di warung dekat pintu gerbang.

Untunglah mobil sudah berada di tempat parkir. Perjalanan pulang tidak terlalu susah. Kami pulang dengan puas dan gembira. Saya melanjutkan tidur di kereta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun