Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

(Koteka 5 Tahun) Koleksi Cinderamata Khas dari Suatu Daerah

19 April 2020   03:48 Diperbarui: 19 April 2020   05:44 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunakan selendang tenun ikat dari Sumba, NTT (dok.pri)

Traveling adalah salah satu hobi saya. Ada kalanya merupakan petualangan ke tempat yang jauh. Kadang pula sebuah perjalanan ke tempat yang anti mainstream seperti naik gunung dan panjat tebing.

Namun dari semua petualangan, saya suka mengumpulkan berbagai Cinderamata yang menjadi ciri khas tempat yang didatangi. Tidak perlu sesuatu yang mahal, tapi menjadi pengingat bahwa saya pernah ke sana.

Benda favorit saya adalah selendang atau syal  yang terbuat dari tenun ikat. Ini biasanya merupakan produk kerajinan tangan dari daerah tersebut. Membeli hasil kerajinan tangan penduduk setempat berarti membantu perekonomian mereka.

Perjalanan menjelajah Nusantara jelas menjadi prioritas sebelum pergi keluar negeri. Kebetulan dahulu saya aktif di beberapa organisasi sosial politik. Sebagai salah satu pimpinan, saya sering mendapat tugas untuk meninjau kepengurusan di daerah.

Di luar acara organisasi, saya manfaatkan untuk jalan-jalan mengenal daerah itu. Nah, kemudian ada kesempatan mendapatkan Cinderamata.

Sebagaimana foto di atas, saya menggunakan selendang tenun ikat dari Sumba Barat, NTT. Biasanya, tenun ikat dari NTT bercorak gelap, kebanyakan coklat atau hitam. Tapi sekarang sudah ada inovasi warna. Jadi saya pilih yang  kombinasi, warna merah dan kuning.

Walaupun begitu, saya juga punya syal yang model klasik dari NTT dengan warna hitam dan coklat. Soalnya bisa dipadupadankan dengan pakaian yang dikenakan.

Syal dari Maluku (dok.pri)
Syal dari Maluku (dok.pri)
Sedangkan di wilayah Maluku, tenun ikat justru cenderung berwarna cerah.  Sebagaimana yang saya pakai ini berwarna merah terang. Terlihat menyolok ketika digunakan.

Tetapi jangan salah, sebab Maluku memiliki beberapa kabupaten. Setiap kabupaten mempunyai motif atau corak yang berbeda meski sama-sama merah. Dari motif itu dapat diketahui suku yang membuatnya.

Ulos modern berwarna.merah (dok.pri)
Ulos modern berwarna.merah (dok.pri)
Daerah Batak, Sumatera Utara terkenal dengan ulosnya. Warna ulos klasik cenderung gelap, hitam dengan sentuhan warna lain sedikit. 

Di masa kini ulos juga mengalami perubahan warna. Ini yang saya kenakan adalah ulos berwarna merah menyala. Ada benang emas yang membuat selendang itu tampak berkilau.

Selain selendang atau syal, saya juga mengoleksi aksesoris seperti kalung dan gelang. Biasanya yang berciri etnik. Dahulu ketika pertama ke Kalimantan Timur, saya membeli kalung etnik  suku Dayak dengan sistem barter. Satu kg gula pasir ditukar dua gelang dan dua kalung. Kalau sekarang sudah menggunakan uang.

Dari Kalimantan Timur itu saya juga mendapatkan kerajinan kulit kayu (pohon). Ada tas dan rompi Dayak.  Kulit pohon harus digeprek dulu sampai melebar, kemudian dikeringkan. Setelah itu baru diproses menjadi sebuah produk.

Selendang rajut (dok.pri)
Selendang rajut (dok.pri)
Sementara itu ketika keluar negeri, benda yang saya cari juga sejenis, walaupun bukan tenun ikat atau berciri etnik. Ketika saya ke Bangkok, yang saya beli juga sebuah selendang.

Sedangkan untuk Cinderamata dari Turki, saya koleksi berbagai macam. Selendang, dompet, kalung dan gelang. Bahkan juga teh serta kopi yang bisa dibeli di kedai pinggir jalan atau di pasar.

Koleksi gelang dari Turki (dok.pri)
Koleksi gelang dari Turki (dok.pri)
Koteka (dok.koteka)
Koteka (dok.koteka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun