Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gelang Permata dari Ibunda

18 Februari 2020   16:56 Diperbarui: 18 Februari 2020   17:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam 10 bulan itu, biaya berobat sangat tinggi. Saya kewalahan karena sudah tidak memiliki penghasilan. Sementara sumbangan dari kakak-kakak juga tidak memadai. Di situlah saya memutuskan mulai menjual apa yang saya miliki.

Gelang permata yang dahulu menjadi hadiah ulangtahun juga harus dilepaskan. Saya meminta kakak ipar untuk membawanya ke pasar. Hasilnya untuk  biaya berobat  dan ke rumah sakit ibunda. 

Kemudian ibunda tahu bahwa saya menjual gelang tersebut. Beliau menangis kayitu merupakan hadiah ulang tahun.  Saya tidak lagi memiliki barang berharga.

Saya menghibur ibunda,"Tidak apa-apa Man, gelang itu berasal dari Mami, kembali lagi untuk Mami. Jangan pikirkan saya, Insya Allah, suatu saat Allah akan menggantinya."

Ibunda terpaksa menerima kenyataan bahwa saat itu gelang harus dijual. Tapi hatinya sangat sedih karena sakitnya membuat saya susah. Padahal saya ikhlas merelakan gelang tersebut. Apalah artinya pengorbanan saya dibandingkan dengan seorang ibu yang merawat saya sejak dalam kandungan?

10 bulan kemudian, Januari 2010, Ibunda dipanggil menghadap Allah SWT. Untuk terakhir kalinya saya berusa melakukan yang terbaik dalam mengantar ibunda ke tempat peristirahatan yang terakhir.

Saya sangat kehilangan ibunda. Hingga kini jika saya teringat beliau airmata selalu bercucuran. Sungguh, tiada kasih sayang yang tulus kecuali dari ibunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun