2. Ke pantai. Saya menyukai pantai, terutama yang masih sepi, jarang ada pengunjung. Saya menikmati debur ombak dan memandang batas langit di kejauhan.
Irama ombak yang berlarian ke pantai membuat saya terhibur dan merasa tenang. Hal yang paling indah adalah menyaksikan matahari terbenam. Ini mengingatkan saya akan kebesaran Tuhan.
Jika tak ada orang kita bisa berteriak sekencang mungkin untuk melepaskan beban di dada. Toh suara itu akan tertelan oleh suara debur ombak. Lalu lemparkan beberapa batu ke arah laut, membayangkan melempar segala sesuatu yang membuat kita merasa kesal.
3. Melakukan perjalanan jauh dengan cara berbeda. Nah, baik pesawat bukan pilihan untuk hal seperti ini. Saya senang naik kereta dari ujung ke ujung.
Jika saya naik kereta dari Jakarta ke Surabaya, maka yang saya nikmati adalah perjalanan. Tidak jadi soal kemana tujuan saya. Bahkan saya pernah tiba di suatu kota pagi hari, lalu kembali naik kereta sore hari.
Namun lebih asyik lagi jika naik kapal laut, pergilah ke pulau yang jarang didatangi. Â Saya pernah naik kapal Pelni selama lima hari untuk tujuan terjauh. Di sini juga saya menikmati perjalanan, bukan mementingkan tujuan.
Di atas kapal saya juga suka menunggu matahari terbit. Setelah sholat Subuh di masjid kapal, saya akan duduk di anjungan untuk berburu foto sunrise. Ini menimbulkan semangat tersendiri.
Malam hari, saya senang melihat langit bertabur bintang dari atas anjungan sambil menikmati angin laut. Tapi hati-hati, jangan lupa pakai jaket atau syal agar tidak masuk angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H