Kemarin, tanggal 29 Oktober, Turki memeringati berdirinya negara Republik tersebut. Selama berabad-abad, Ottoman dikenal sebagai kerajaan Islam terbesar di dunia lalu berubah haluan menjadi negara Republik Turki.
Deklarasi Turki sebagai negara Republik, dilakukan oleh Kemal Attaturk pada tanggal 29 Oktober 1923. Dia menjadi presiden pertama Turki dan menjalankan pemerintahan dengan sistem semi parlementer.
Mengapa Attaturk mengubah sistem kerajaan menjadi negara Republik? Masa kejayaan Ottoman semakin surut. Beberapa wilayah Ottoman berhasil direbut negara lain dengan bantuan Barat. Puncaknya adalah kekalahan pada Perang Dunia pertama.
Selain itu, Ottoman digerogoti oleh tingkah polah para pembesar yang penuh dengan korupsi. Terutama yang berada di ibukota Istanbul. Karena itu, Kemal Attaturk juga memindahkan ibukota ke Ankara, dimana dia mendeklarasikan negara ini sebagai Republik.
Perjalanan Turki sebagai negara Republik juga tidak mulus, jatuh bangun. Baik itu karena gejolak politik dalam negeri maupun campur tangan negara Barat yang tidak menginginkan Turki menjadi negara besar.Â
Negara-negara adidaya tahu bahwa jika Turki dibiarkan menjadi besar, maka bisa jadi sehebat kerajaan Ottoman yang mencakup wilayah Suriah hingga Arab Saudi.
Meski berbagai cara dilakukan untuk menghambat pertumbuhan Turki, tetapi Tuhan menakdirkan negara ini menjadi negara kuat. Di saat negara-negara Timur Tengah diaduk-aduk oleh negara adidaya, Turki mampu bertahan dan terus berkembang.
Semenjak Recep Tayyip Erdogan tampil mengambil alih kepemimpinan di Turki, negara ini tumbuh dengan pesat. Dari sisi ekonomi, yang tadinya masih termasuk negara berkembang, sekarang dikategorikan sebagai negara maju.
Erdogan menjadi Perdana Menteri selama dua periode. Mantan wali kota Istanbul ini kemudian berhasil memenangkan pemilu dan mengubah sistem pemerintahan menjadi presidensial. Jabatan perdana menteri kemudian dihapuskan.
Kelebihan Erdogan adalah bermain cantik di ajang politik internasional. Turki harus pandai membawa diri, menyikapi perseteruan antara negara adidaya sekaligus menyelamatkan diri dari campur tangan mereka di dalam negeri.
Menjadi anggota NATO secara aktif agar tidak bisa didikte oleh negara-negara Barat. Sehingga mereka juga tidak bisa sembarangan mencampuri urusan politik dalam negeri Turki.
Namun di sisi lain, Turki menjaga keseimbangan dengan hubungan yang erat bersama Rusia dan Iran. Hal ini penting mengingat Amerika Serikat dan sekutunya mengincar ladang minyak Suriah dan Iran. Kedua negara ini adalah negara tetangga Turki.
Lalu, dalam rangka mengurangi rongrongan teroris dan pemberontak, Turki berhasil memaksa Amerika Serikat dan Rusia untuk membiarkan tentara Turki membasmi mereka di setiap wilayah perbatasan dengan Suriah.
Sementara itu, Turki juga memiliki hubungan yang baik dengan Cina. Terutama dalam masalah investasi dan perniagaan. Ada wilayah tertentu di Turki yang khusus untuk mengembangkan investasi dari Cina.
Hubungan dengan negara tirai bambu tersebut juga merupakan hubungan politik. Ini termasuk menjaga keseimbangan melawan dominasi Amerika Serikat.
Dalam hal militer, tentara Turki didukung fasilitas dan persenjataan canggih, baik dari hasil pembelian maupun pengembangan industri militer dalam negeri yang tidak kalah mutunya.
Secara perlahan tapi pasti, Turki menjadi negara yang disegani, baik oleh negara-negara Islam maupun negara-negara Barat. Â Mereka harus berpikir berulang kali untuk menjatuhkan Turki.Â
Turki tidak bisa dikendalikan oleh negara adidaya. Erdogan bahkan membuang surat peringatan dari Donald Trump. Jika Amerika Serikat hendak mengacaukan Turki, maka mereka harus beradu kecerdikan dengan Erdogan.
Namun sesungguhnya kekuatan Erdogan adalah rakyatnya. Mereka yang tidak mudah dibohongi oleh provokasi negara Barat, justru bersatu mendukung kepemimpinan Erdogan. Rakyat mendambakan kebesaran Turki sebagaimana Ottoman dahulu.
Turki adalah kekuatan yang bangkit kembali setelah sekian lama mati suri. Kekuatan yang sangat ditakuti oleh negara-negara Barat. Negara-negara itu tidak Sudi jika Turki mampu bersaing atau bahkan melebihi dominasi mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI