Istanbul memang tidak hanya memiliki satu ikon. Beberapa ikon yang sangat terkenal adalah Blue Mosque (masjid Sultan Ahmet), Hagia Sophia ( gereja yang berubah menjadi masjid, Galata Tower (mercu suar) atau jembatan Bosphorus yang menghubungkan antara benua Asia dengan Eropa.
Namun ikon yang berada di tengah laut Marmara adalah Menara Maiden, dalam bahasa Turki yaitu Kiz Kulesi. Sebenarnya, menara ini berada di wilayah Asia, bukan di bagian Eropa. Tetapi kita tetap bisa melihatnya dari tepian Marmara yang berada di bagian Eropa. Menara ini tampak indah dan menonjol, terutama di malam hari.
Kiz Kulesi atau Menara Maiden merupakan sisa-sisa peninggalan masa Byzantium, jadi memiliki sejarah yang kuat. Â Tidak diketahui persis kapan dibangunnya, tetapi menilik arsitekturnya bangunan itu telah berdiri sejak abad ke-4 atau sekitar 340 SM. Sejarawan Eropa menyebutnya sebagai Menara Leander.
 Karena bentuknya yang tidak begitu besar, dinamakan pula sebagai arcla atau kastil kecil. Soalnya bangunan ini berada di sebuah pulau kecil, dekat lepas pantai Uskudar, Istanbul bagian Asia.
Legenda yang berkaitan dengan menara tersebut sbb; Ada seorang pemuda bernama Leandros, jatuh cinta apda seorang biarawati bernama Hero. Biarawati itu tinggal di menara. Setiap malam ia membimbing kekasihnya datang melalui cahaya api. Suatu malam api yang dinyalakan Hero padam karena badai, Leandros tersesat dan tenggelam. Hero sangat terpukul sehingga bunuh diri.
Sedangkan legenda lain menyebutkan bahwa ada seorang putri raja yang dikatakan peramal akan mati karena gigitan ular. Raja lalu membangun puri kecil untuk melindungi putrinya. Sungguh nahas, ternyata ada ular yang berhasil menyusup dalam keranjang buah dan menggigit sang putri.
Kiz Kulesi atau Menara Maiden pernah mengalami kebakaran pada tahun 1719 setelah struktur bangunannya diganti kayu pada masa kejayaan Ottoman. Â Kemudian dibangun kembali dengan batu oleh arsitek Istanbul Nevsehirli, Damat Ibrahim Pasa. Pada bangunan itu ditambahkan kaca dan kubah berlapis emas.
Ada tanda tangan Sultan Mahmud II di atas sebuah marmer yang dipasang oleh  ahli kaligrafi Rakim Efendi. Sedangkan pada tahun 1857, dipasang sebuah lentera. Sayangnya, pada tahun 1920 lentera itu diganti dengan sistem pencahayaan otomatis sebagai bagian dari modernisasi.
Kiz Kulesi/Maiden Towerpernah difungsikan sebagai stasiun bea cukai. Tetapi di era Byzantium menjadi makam, tempat karantina dan pengasingan. Sedangkan pada masa kerajaan Ottoman justru menjadi benteng pertahanan.Ketika terjadi tragedi wabah kolera tahun 1830, pulau ini kembali menjadi tempat karantina dan stasiun radio.