Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kiz Kulesi, Ikon Istanbul di Tengah Laut Marmara

23 September 2019   16:51 Diperbarui: 23 September 2019   18:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiz Kulesi/ menara Maiden (dok.monica)

Istanbul memang tidak hanya memiliki satu ikon. Beberapa ikon yang sangat terkenal adalah Blue Mosque (masjid Sultan Ahmet), Hagia Sophia ( gereja yang berubah menjadi masjid, Galata Tower (mercu suar) atau jembatan Bosphorus yang menghubungkan antara benua Asia dengan Eropa.

Namun ikon yang berada di tengah laut Marmara adalah Menara Maiden, dalam bahasa Turki yaitu Kiz Kulesi. Sebenarnya, menara ini berada di wilayah Asia, bukan di bagian Eropa. Tetapi kita tetap bisa melihatnya dari tepian Marmara yang berada di bagian Eropa. Menara ini tampak indah dan menonjol, terutama di malam hari.

Kiz Kulesi atau Menara Maiden merupakan sisa-sisa peninggalan masa Byzantium, jadi memiliki sejarah yang kuat.  Tidak diketahui persis kapan dibangunnya, tetapi menilik arsitekturnya bangunan itu telah berdiri sejak abad ke-4 atau sekitar 340 SM. Sejarawan Eropa menyebutnya sebagai Menara Leander.

Kiz Kulesi/menara Maiden (dok.monica)
Kiz Kulesi/menara Maiden (dok.monica)

 Karena bentuknya yang tidak begitu besar, dinamakan pula sebagai arcla atau kastil kecil. Soalnya bangunan ini berada di sebuah pulau kecil, dekat lepas pantai Uskudar, Istanbul bagian Asia.

Legenda yang berkaitan dengan menara tersebut sbb; Ada seorang pemuda bernama Leandros, jatuh cinta apda seorang biarawati bernama Hero. Biarawati itu tinggal di menara. Setiap malam ia membimbing kekasihnya datang melalui cahaya api. Suatu malam api yang dinyalakan Hero padam karena badai, Leandros tersesat dan tenggelam. Hero sangat terpukul sehingga bunuh diri.

Sedangkan legenda lain menyebutkan bahwa ada seorang putri raja yang dikatakan peramal akan mati karena gigitan ular. Raja lalu membangun puri kecil untuk melindungi putrinya. Sungguh nahas, ternyata ada ular yang berhasil menyusup dalam keranjang buah dan menggigit sang putri.

Kiz Kulesi atau Menara Maiden pernah mengalami kebakaran pada tahun 1719 setelah struktur bangunannya diganti kayu pada masa kejayaan Ottoman.  Kemudian dibangun kembali dengan batu oleh arsitek Istanbul Nevsehirli, Damat Ibrahim Pasa. Pada bangunan itu ditambahkan kaca dan kubah berlapis emas.

Ada tanda tangan Sultan Mahmud II di atas sebuah marmer yang dipasang oleh  ahli kaligrafi Rakim Efendi. Sedangkan pada tahun 1857, dipasang sebuah lentera. Sayangnya, pada tahun 1920 lentera itu diganti dengan sistem pencahayaan otomatis sebagai bagian dari modernisasi.

Kiz Kulesi/Maiden Towerpernah difungsikan sebagai stasiun bea cukai. Tetapi di era Byzantium menjadi makam, tempat karantina dan pengasingan. Sedangkan pada masa kerajaan Ottoman justru menjadi benteng pertahanan.Ketika terjadi tragedi wabah kolera tahun 1830, pulau ini kembali menjadi tempat karantina dan stasiun radio.

Kiz Kulesi (dok.monica)
Kiz Kulesi (dok.monica)

Pada tahun 1964, bangunan ini diserahkan kepada Departemen Pertahanan, lalu 18 tahun kemudian diserahkan kepada perusahaan maritim. Saat ini menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Istanbul, bagian dari pemandangan indah di laut Marmara pada senja dan malam hari.

Menara ini telah banyak menginspirasi para penulis, baik itu puisi atau novel. Bahkan juga sering dijadikan lokasi syuting film internasional. Sedangkan bagi saya, minum kopi di tepi pantai Marmara sambil memandang Kiz Kulesi akan mendatangkan banyak imajinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun