Turki bukan negara yang aman dari serangan negara negara lain. Sebagai negara yang memiliki wilayah strategis, antara Eropa dan Asia, Turki tidak terlepas dari campur tangan negara adidaya.
Namun Turki mampu mempertahankan diri dari ancaman tersebut. Turki memiliki kekuatan untuk secara langsung menangkal serangan terhadap eksistensi negara itu, bahkan sebelum menyentuh bumi Ottoman.
Serangan yang ditujukan pada Turki meningkat ketika negara pimpinan Erdogan ini memberikan bantuan kepada negara negara muslim yang tertindas. Negara adidaya dan sekutunya berusaha mengacaukan stabilitas Turki.
Meski menghadapi kesulitan akibat tekanan politik dunia internasional, Turki tidak bergeming. Negara ini mampu bertahan dari upaya mengguncang stabilitas yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai contoh, Amerika Serikat menjadikan pembelian S-400 sebagai alasan untuk negosiasi pengiriman F-35. Selain itu Amerika Serikat juga mendukung kelompok teroris yang berusaha mengganggu Turki.
Sementara itu jika Turki menguat, menambah nilai pada NATO. Posisi Turki cukup penting di organisasi internasional itu.
Menurut Erdogan, Turki telah menjadi negara yang memperkuat dan menambahkan nilai lebih bagi NATO seperti yang terjadi pada organisasi lain. Selama menjadi anggota NATO, Turki menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena itu Turki menjadi negara yang disegani.
Namun sebenarnya keanggotaan di NATO merupakan strategi dua mata pedang bagi eksistensi Turki. Pertama adalah supaya negara negara Barat tidak memandang Turki sebagai musuh.
Hal ini penting agar Turki tidak terlalu diincar dan dijadikan sasaran negara negara Barat sebagaimana mereka memperlakukan kawasan Timur Tengah. Negara negara Timur Tengah sebagian besar diobrak abrik untuk menguasai ladang minyak dan penjualan senjata.
Dengan menjadi anggota NATO, setidaknya mereka tidak akan menyerang secara terang-terangan teman sesama anggota. Sebab hal itu berarti melanggar peraturan dalam organisasi tersebut.
Di sisi lain, sebagai anggota NATO, Turki juga lebih leluasa membantu negara-negara muslim yang ditindas Amerika Serikat, Israel dan sekutunya. Turki berani membela Palestina, Qatar, Yaman dll.
Menjadi pemimpin negara seperti Turki memang tidak mudah. Untungnya Presiden Erdogan cukup piawai dalam berakrobatik di kancah politik internasional.
Turki juga mampu mampu meningkatkan perekonomian dengan pesat. Banyak industri yang telah berdiri dengan menyerap tenaga kerja. Produk Turki diekspor ke berbagai negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat.
Begitu pula dengan industri militer yang meningkat secara signifikan.  17 tahun yang lalu ketika Partai Keadilan dan Pembangunan  (Partai AK) baru saja berkuasa, Turki hanya memproduksi 20 persen dari kebutuhan industri pertahanannya, sementara hari ini meningkat menjadi 70 persen.
Dengan sendirinya Turki mengurangi impor senjata. Bahkan perlengkapan militer yang diproduksi Turki telah diekspor ke Eropa Timur dan negara negara Afrika.
Turki selalu berusaha tampil dominan dalam setiap organisasi internasional. Hal ini merupakan langkah jitu agar tidak mudah didikte oleh negara negara adidaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI