Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tragis, Mantan Presiden Morsi Meninggal di Depan Sidang

18 Juni 2019   10:30 Diperbarui: 18 Juni 2019   13:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh tragis nasib mantan presiden Mesir, Mohammed Morsi yang meninggal di depan sidang pengadilan Senin kemarin. Morsi (67 tahun) baru berbicara kepada hakim sebelum kemudian jatuh pingsan  Diduga Morsi meninggal karena serangan jantung.

Padahal. Morsi adalah presiden pertama dan satu-satunya yang terpilih secara demokratis di Mesir pada tahun 2012. Hanya setahun  menjabat sebagai presiden, ia kemudian digulingkan junta militer pimpinan Al Sisi yang menjadi Menteri Pertahanan kabinet Morsi. Sekarang Al Sisi adalah presiden.

Menyusul penahanan Morsi, Al Sisi juga menangkap lebih dari 60 000 orang pendukung Morsi. Sedangkan Morsi didakwa atas pemalsuan permohonan sebagai kandidat presiden. Ia diajukan sebagai calon dari Ikhwanul Muslimin, yang kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh Al Sisi.

Dalam tahanan yang tidak layak, Morsi jatuh sakit. Ia tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai. Morsi mengidap penyakit diabetes yang semakin memburuk. Di depan pengadilan kemarin , Morsi berbicara dari kerangkeng tahanan.

Kepada hakim ia mengatakan  bahwa dia memiliki banyak informasi rahasia yang bisa dia ungkapkan. Sayangnya hakim justru memotong dan menyebut ia sedang berkhotbah.  Tak berapa lama ia tiba tiba jatuh pingsan. Pemerintah Mesir menyatakan Morsi  meninggal karena serangan jantung.

Dalam komentar terakhirnya, Morsi  menegaskan kembali bahwa dia adalah satu-satunya presiden Mesir yang sah dan dipilih secara bebas,  karena itu ia menuntut pengadilan khusus.  Salah satu pengacara pembelanya, Kamel Madour mengatakan kepada Associated Press.

Putra Morsi, Ahmed, membenarkan kematian ayahnya di sebuah posting Facebook. Dia telah menjalani hukuman tujuh tahun karena memalsukan aplikasi pencalonannya untuk pemilihan presiden 2012. Tetapi Morsi juga dijatuhkan tuduhan melakukan spionase untuk kelompok Hamas.

 Ikhwanul Muslimin menuduh pemerintah Mesir bertanggung jawab atas kematian Morsi dan menilai bahwa hal ini adalah kesengajaan, membunuh Morsi secara perlahan. Pihak berwenang Mesir memasukkannya ke dalam sel isolasi, tanpa  obat-obatan dan memberinya makanan yang menjijikkan. 

Pejabat senior Ikhwanul Muslim, Amr Darrag, menyerukan penyelidikan oleh tim pakar internasional untuk memeriksa tubuh Morsi. Amnesty International juga menyerukan penyelidikan Mesir yang adil, transparan dan komprehensif terhadap kematian Morsi.

Reaksi Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoan, menyebut Morsi sebagai martir. Ia  menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan rakyat Mesir. Erdogan menyayangkan bahwa  insiden itu terjadi di ruang sidang. Ia  menganggap Morsi telah dibunuh.

Menurut Erdogan, Barat selalu diam menghadapi eksekusi  oleh Abdel Fattah el-Sissi.  Ia mengkritik Uni Eropa karena menjadi munafik dan menyebut Sissi  menjadi penguasa tiran yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta dan  telah menginjak-injak demokrasi.

Mustafa entop, ketua Majelis Nasional Besar Turki, juga menyatakan belasungkawa kepada orang-orang Mesir, dunia Islam dan negara-negara yang tertindas di seluruh dunia. Ia percaya kehidupan dan perjuangan Morsi akan membimbing mereka yang mengikuti jejaknya.

"Apa yang terjadi di Mesir dan Muhammad Morsi, yang berjuang untuk kebebasan dan kesejahteraan rakyatnya, patut dicontoh karena itu mengungkapkan sifat sebenarnya dan fungsi komplotan kudeta yang menargetkan pemerintah yang sah, dan mengungkap wajah sebenarnya dari beberapa boneka Barat, " dia berkata.

Dalam twitternya, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Morsi. Ia menulis bahwa Kudeta membawa Morsi pergi dari kekuasaan, tetapi ingatannya tidak akan dihapus dari hati kita. Umat tidak akan melupakan sikap tegasnya! Beristirahatlah dengan tenang Morsi. 

Ketua ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) Numan Kurtulmu juga menyebut Morsi sebagai "martir" yang telah dipilih oleh orang-orang Mesir yang sah. Dia juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Morsi.

"Presiden pertama Mesir yang terpilih, Mohammed Morsi, diadili di ruang sidang di bawah kendali junta setelah kudeta yang tidak bermoral dan melanggar hukum. Dia menjadi martir di ruang sidang," kata juru bicara Partai AK Parti, bersama dengan pejabat Turki lainnya.

AL Sisi

Sekarang ini Abdel Fatah Al Sisi masih memperkuat posisinya sebagai presiden. Ada banyak pendukung Morsi yang menghadapi hukuman mati dengan pengadilan yang tidak fair. Salah satunya adalah mantan Menteri Luar Negeri dari kabinet Morsi, yaitu Esam Al Haddad. Ia  bersama putranya, Abdullah telah ditahan tidak lama setelah Morsi dijebloskan.

Di sisi lain, Presiden Mesir yang naik melalui kudeta ini, semakin mempererat hubungannya dengan Amerika Serikat dan Israel. Amerika Serikat banyak memberikan bantuan dana dan senjata bagi Al Sisi. Mereka juga berbagi sistem dan strategi pertahanan di Timur Tengah.

Selain itu, Mesir sekarang ini menjadi musuh Palestina. Al Sisi menyatakan Hamas sebagai organisasi terlarang. Mesir justru mendukung tindakan Israel mencaplok Yerusalem. Dalam pertemuan pertemuan OKI, Mesir menjadi pendukung Israel di samping Arab Saudi dan UEA.

Bahkan ketika dataran tinggi Golan diklaim sebagai milik Israel dengan bantuan Ameriksa Serikat, Al Sisi mendukung sepenuhnya. Pasukan Mesir bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat dan Israel di kawasan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun