Menurut Erdogan, Barat selalu diam menghadapi eksekusi  oleh Abdel Fattah el-Sissi.  Ia mengkritik Uni Eropa karena menjadi munafik dan menyebut Sissi  menjadi penguasa tiran yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta dan  telah menginjak-injak demokrasi.
Mustafa entop, ketua Majelis Nasional Besar Turki, juga menyatakan belasungkawa kepada orang-orang Mesir, dunia Islam dan negara-negara yang tertindas di seluruh dunia. Ia percaya kehidupan dan perjuangan Morsi akan membimbing mereka yang mengikuti jejaknya.
"Apa yang terjadi di Mesir dan Muhammad Morsi, yang berjuang untuk kebebasan dan kesejahteraan rakyatnya, patut dicontoh karena itu mengungkapkan sifat sebenarnya dan fungsi komplotan kudeta yang menargetkan pemerintah yang sah, dan mengungkap wajah sebenarnya dari beberapa boneka Barat, " dia berkata.
Dalam twitternya, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Morsi. Ia menulis bahwa Kudeta membawa Morsi pergi dari kekuasaan, tetapi ingatannya tidak akan dihapus dari hati kita. Umat tidak akan melupakan sikap tegasnya! Beristirahatlah dengan tenang Morsi.Â
Ketua ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) Numan Kurtulmu juga menyebut Morsi sebagai "martir" yang telah dipilih oleh orang-orang Mesir yang sah. Dia juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Morsi.
"Presiden pertama Mesir yang terpilih, Mohammed Morsi, diadili di ruang sidang di bawah kendali junta setelah kudeta yang tidak bermoral dan melanggar hukum. Dia menjadi martir di ruang sidang," kata juru bicara Partai AK Parti, bersama dengan pejabat Turki lainnya.
AL Sisi
Sekarang ini Abdel Fatah Al Sisi masih memperkuat posisinya sebagai presiden. Ada banyak pendukung Morsi yang menghadapi hukuman mati dengan pengadilan yang tidak fair. Salah satunya adalah mantan Menteri Luar Negeri dari kabinet Morsi, yaitu Esam Al Haddad. Ia  bersama putranya, Abdullah telah ditahan tidak lama setelah Morsi dijebloskan.
Di sisi lain, Presiden Mesir yang naik melalui kudeta ini, semakin mempererat hubungannya dengan Amerika Serikat dan Israel. Amerika Serikat banyak memberikan bantuan dana dan senjata bagi Al Sisi. Mereka juga berbagi sistem dan strategi pertahanan di Timur Tengah.
Selain itu, Mesir sekarang ini menjadi musuh Palestina. Al Sisi menyatakan Hamas sebagai organisasi terlarang. Mesir justru mendukung tindakan Israel mencaplok Yerusalem. Dalam pertemuan pertemuan OKI, Mesir menjadi pendukung Israel di samping Arab Saudi dan UEA.
Bahkan ketika dataran tinggi Golan diklaim sebagai milik Israel dengan bantuan Ameriksa Serikat, Al Sisi mendukung sepenuhnya. Pasukan Mesir bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat dan Israel di kawasan tersebut.