Sedangjan Lavrov pada gilirannya membalas dengan mengecam pengaruh destruktif Amerika Serikat dalam apa yang disebutnya sebagai "pelanggaran mencolok hukum internasional."
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sejak pengambilalihan Krimea pada 2014. Dukungan Moskow yang terus-menerus terhadap separatis di Ukraina menjadi sumber utama ketegangan.
Pertemuan dengan Lavrov juga terjadi setelah rilis lama dari penyelidikan oleh Penasihat Khusus Robert Mueller. Dia yang mengatakan bahwa Rusia bekerja secara luas untuk mencoba mempengaruhi pemilu AS 2016 dalam mendukung Donald Trump. Sampai saat ini masalah itu menjadi polemik di Amerika Serikat.
Terlepas dari semua itu, baik Maduro maupun Guaido tidak memiliki solusi yang lebih baik untuk rakyat Venezuela. Masing-masing berusaha mempertahankan pengaruh terhadap rakyat pendukung.
Sebenarnya kemelut Venezuela bukan kesalahan Maduro sepenuhnya. Ia telah menanggung beban dari apa yang ditinggalkan Hugo Chavez, yang juga adalah guru politiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H