Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Arsitektur Notre Dame, Ternyata Berasal dari Timur Tengah

18 April 2019   11:22 Diperbarui: 18 April 2019   11:40 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja di Suriah (dok.wikicommon)

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa sebenarnya gereja khatedral Notre Dame yang baru terbakar, terinspirasi dari arsitektur Timur Tengah. Ternyata bangunan gereja tersebut, bukan asli desain Eropa, tetapi justru mengadopsi dari masjid dan istana di kawasan Timur Tengah.

Bagi yang pernah mengunjungi Notre Dame di Paris, pasti akan mengagumi menara kembar yang  mengapit pintu masuk.  Ciri khas bangunan itu adalah  jendela mawar yang terkenal, kubah tulang rusuk dan menara.  Padahal desain itu berasal dari Timur Tengah.

Menara kembar Notre Dame telah meniru bangunan di provinsi Idlib, Suriah. Di sana ada sebuah gereja yang dibuat dari batu kapur lokal pada pertengahan abad ke 5. Bangunan gereja itu disebut Qalb Lozeh (jantung almond, dalam bahasa Arab).

Qalb Lozeh merupakan salah satu bangunan terbaikdari arsitektur gereja di Suriah.  Bangunan basilika yang bertingkat, luas dan sangat proporsional. Gereja ini didirkan pada periode Romanesque.

UNESCO termasuk terlambat dalam memasukkan Qalb Lozeh ke dalam situs warisan dunia pada tahun 2011.  Lembaga ini menggolongkannya dalam penemuan di Desa Kuno Suriah Utara. Tetapi penduduk mengenalnya sebagai 'kota mati'.

Di daerah ini ada 800 pemukiman batu dari masa Byzantium dengan jumlah gereja lebih dari 2000 yang berasal dari abad 4 sampai  dengan abad 6. Kemudian menteri pariwisata Suriah mengganti namanya menjadi 'Forgotten cities' sebelum perang melanda Idlib.

Nah, pada bangunan Notre Dame, ada yang disebut lengkungan Gotik.  Sebetulnya lengkungan semacam ini juga ada di sebagian besar gereja-gereja Eropa. Tetapi ternyata lengkungan ini mengadopsi arsitektur Masjid Ibnu Tulun di Kairo.

Tentara salib Frank melihat desain ini di abad 12, lalu mereka membawa ide untuk membuat hal serupa setelah kembali ke Eropa. Lengkungan Gotik Notre Dame merupakan evolusi  dari masjid Ibnu Tulun menjadi lengkungan runcing. 

Perlu diketahui, dengan menguasai ilmu tentang geometri dan statika, umat Islam mengembangkan tapal kuda yang juga dikenal sebagai lengkungan Moor. Lengkungan ini pertama kali terlihat di Masjid Umayyah, Damaskus. Desain tersebut dikembangkan lagi oleh Umayyah di Andaluasia.

Masjid Ibnu Tulun (dok.reuters)
Masjid Ibnu Tulun (dok.reuters)

Kita bisa melihat arsitektur tersebut pada masjid agung Cordoba. Lengkungan runcing memberi nilai lebih  tinggi dari lengkungan klasik. Masjid Ibnu Tulun di Kairo dibangun pada 897 AD, ditetapkan sebagai masjid terbesar dan tertua di dunia pada tahun 2012.

Lengkungan Gotik menjadi terkenal di Eropa, gereja-gereja berpengaruh menggunakan desain ini. Faktanya, lengkungan gotik ini lebih kuat dari lengkungan bulat yang digunakan bangsa Romawi dan Normandia. Lengkungan ini memungkinkan pembangunan yang lebih besar dan luas.

Desain muslim yang ada di Notre Dame seperti kubah rusuk berasal dari dinasti Ababsiyah  Ukhaider, abad ke 8 di Irak. Sedangkan jendela mawar mengadopsi istana Umayyah Khirbat Mafjar pada abad ke 8. 

Di Inggris, mulai menggunakan menara untuk puncak gereja katedral St Paul pada tahun 1221. Menara ini hancur akibat kebakaran besar London pada tahun 1666 dan dibangun kembali oleh Christopher Wren pada tahun 1710. Wren adalah arsitek yang mengagumi dan mempelajari masjid kesultanan Ottoman dan orang-orang Moor.

sumber: Diana Darke , pakar  sejarah dan kebudayaan Timur Tengah dari Oxford University.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun