Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Tidak Ada Seujung Kuku Bung Karno

10 April 2019   13:45 Diperbarui: 10 April 2019   13:48 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (dok.kompastv)

Saya masih ingat cerita kedua orang tua saya, bahwa rakyat akan berbondong-bondong menghadiri pidato Bung Karno. Mereka rela berpanas-panasan agar bisa mendengar dan melihat Bung Karno. Ingat, tidak ada bayarannya, walaupun cuma nasi bungkus.

Bung Karno pidato berapi-api, untuk membangkitkan semangat. Ini bukan memaki maki, apalagi sampai membentak pendukung. Bung Karno tidak pernah menggebrak meja. Setiap orang mendengarkan tanpa perlu diperintah.

Ketiga, Bung Karno menapak dari bawah. Bahkan untuk sekolah pun di zaman Belanda, ia ditolong kerabatnya yang bangsawan. Ia hidup sederhana, makan dengan nasi garam pun pernah dijalani.

Sedangkan Prabowo, sejak lahir sudah terbiasa mendapatkan segalanya. Ia tidak pernah miskin. Bapaknya, begawan ekonomi kesayangan Soeharto, sang mertua.

Seumur hidup Prabowo tidak mengenal kemiskinan. Karena itu ia juga tidak pernah bergaul dengan orang miskin. Coba lihat, bersalaman dengan orang kebanyakan pun, ia berhati-hati.

Keempat, Bung Karno adalah nasionalis tulen. Jangan ditanya kecintaan beliau pada bangsa dan negara ini. 

Bung Karno mengorbankan jiwa dan raga, serta harta untuk menjaga NKRI. Tahukah apa yang dikatakan ketika ia harus meninggalkan istana karena kudeta Soeharto? Apapun bayarannya, persatuan dan kesatuan harus tetap dipertahankan.

Pada saat itu bisa saja Bung Karno memerintahkan rakyat yang mencintai dia untuk berontak dan melawan Soeharto. Tapi karena dia tidak ingin terjadi perang saudara, ia melarang pemberontakan. Bung Karno mengalah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kelima, Bung Karno tidak pernah melakukan korupsi. Jika ada orang yang menghembuskan bahwa Bung Karno menyimpan harta, itu adalah fitnah.

Bung Karno bahkan melarang keluarganya mengambil satu sendok pun dari istana. Beliau mengatakan bahwa semua itu milik rakyat, tidak boleh diambil.

Dalam kehidupan sehari-hari, Bung Karno sangat sederhana. Ia bahkan sering dibantu oleh teman teman terdekatnya, untuk mencukupi kebutuhan sehari hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun