Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Tidak Ada Seujung Kuku Bung Karno

10 April 2019   13:45 Diperbarui: 10 April 2019   13:48 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (dok.kompastv)

Saya gemas dan geli mendengar perkataan Fadli Zon yang menyamakan Prabowo dengan Bung Karno. Ini orang mengigau atau mimpi di siang bolong.

Kalau mau mengangkat junjungan janganlah keterlaluan, cari yang levelnya lebih dekat. Terlalu jauh perbedaan antara Bung Karno dengan Prabowo.

Bung Karno, bagi para pengagumnya (seperti saya) hanya ada satu di dunia dalam satu abad. Dia adalah manusia yang teramat langka. Beruntung Indonesia dikaruniai tokoh seperti dia.

Saya hanya akan menguraikan beberapa kelebihan yang dimiliki Bung Karno, yang tidak dimiliki tokoh zaman sekarang. Dia tidak bisa dibandingkan dengan orang orang yang ada di elite politik saat ini.

Pertama, Bung Karno ditempa oleh berbagai kesulitan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Dia dipenjara berulang kali oleh penjajah Belanda, hingga diasingkan di Ende.

Coba, saya mau tanya, adakah tokoh sekarang yang mengalami hal seperti itu? Prabowo lari ke Jordania, ketika Orde Baru tumbang. 

Pemimpin pemimpin kelas dunia, merasakan dinginnya penjara demi memperjuangkan bangsa dan negara. Sebut saja Nelson Mandela, yang puluhan tahun memimpin perjuangan dari balik jeruji besi.

Kedua, Bung Karno berhati lembut, tidak pernah mengamuk pada orang lain. Saking lembutnya, membunuh lalat pun ia tidak tega. 

Ketika ada orang yang mengadukan nasibnya kepada Bung Karno, ia menangis. Padahal orang yang mengadu tersebut, pernah berbuat jahat kepadanya (saya tidak ingin menyebut siapa namanya). 

Ketiga, Bung Karno adalah orator ulung. Ketika berbicara di atas podium, semua orang mendengarkan dengan suka rela. 

Pada saat ia berpidato, tak ada seorangpun yang mengeluarkan suara. Tapi bukan karena takut, melainkan takjub dengan apa yang disampaikan Bung Karno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun