Politikus Demokrat ini memang salah satu yang paling menjengkelkan saat ini. Meski sudah tertangkap basah dengan narkoba, ia masih memasang gaya tidak bersalah.
Narkoba adalah gaya hidup politikus seperti Andi Arief. Apa dan mengapa, telah saya uraikan dalam tulisan sebelumnya.
Lalu apa hubungannya Andi Arief dengan Save by the bells? Kebetulan saya ingat film serial yang berjudul seperti itu. Film yang sudah puluhan tahun lalu diputar.
Judul film itu sangat tepat untuk menggambarkan Andi Arief sekarang ini. Dia diselamatkan oleh'bel' politik yang dipegang bosnya, SBY.
Kita lihat saja drama penangkapan itu. Sudah jelas bahwa sebelumnya diberitakan ada barang bukti sabu dan seorang wanita. Bahkan juga ditemukan adanya kondom.
Namun kemudian, sikap aparat kepolisian berubah, yang pada akhirnya Andi Arief tidak ditahan. Padahal kejahatan narkoba cukup fatal bagi yang lain. Artis yang terciduk karena narkoba pun sulit mengelak.
Hal itu tidak akan terjadi tanpa campur tangan politik tingkat tinggi. Dalam hal ini kemungkinan besar adalah dedengkot Demokrat turun tangan, yaitu mantan Presiden SBY.
Mengapa Andi Arief diselamatkan? Sebenarnya Andi Arief tidak terlalu berharga bagi Demokrat. Masih ada politikus lain yang lebih bagus.
Hanya saja, kita perlu melihat kader Demokrat. Jokowi menyasar kader Demokrat untuk mendukung dalam pilpres ini.
Tentu saja ini bukan hal yang mustahil. Jokowi menunjukkan perhatian kepada keluarga SBY, khususnya ketika Ibu Ani sakit dan dirawat di Singapura. Sikap SBY melunak kepada Jokowi.
Namun meski begitu, ada negosiasi tersendiri. Maklum mereka berdua adalah politikus. SBY berharap Jokowi juga tidak terlalu keras terhadap Demokrat.
Salah satunya adalah kasus Andi Arief ini, butuh tawar menawar antara SBY dengan Jokowi. SBY melakukannya untuk memperbaiki citra Demokrat, sedangkan Jokowi melakukannya untuk meraih dukungan Demokrat.
Mengenai sikap Andi Arief yang seakan tidak tahu diri, dengan tetap menyerang Jokowi, ada dua kemungkinan. Dimana semua itu tetap dalam kendali SBY.
Kemungkinan pertama, itu adalah sandiwara agar kubu Capres sebelah tidak marah dan curiga bahwa Demokrat beralih haluan. Mereka bisa shock jika mengetahui hal ini.
Kemungkinan kedua, karena memang otak Andi Arief sudah rusak. Maklum para pengguna narkoba sudah tidak bisa berpikir jernih sebagaimana orang normal.
Otak yang sudah rusak tidak bisa lagi menggunakan nalar dengan baik. Ia masih dikuasai halusinasi berkat narkoba tersebut.
Boleh dikatakan, Andi Arief hidup dalam ilusi, yang ternyata berlawanan dengan kenyataan yang dihadapi. Hal itu akan terus berlangsung kecuali dia benar benar tobat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H