Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(RTC) Di Pantai Itu Kita Bertemu

17 Januari 2019   00:03 Diperbarui: 17 Januari 2019   00:52 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh ya, kebetulan. Aku ingin membuat siluet dengan latar belakang sunset," kataku ringan 

Ia tersenyum. Aku mengulurkan gawai di tanganku. Ia mempelajari sejenak lalu mengangguk.

"Tak, siap. Sebaiknya mbak di sebelah sana agar siluetnya sempurna." 

Ah, ternyata dia tahu betul bagaimana membuat siluet yang aku inginkan. Hasilnya betul betul bagus. Aku puas.

"Mbak sendiri saja?" Tanya dia.

"Iya, kebetulan lagi tugas kantor ke sini," jawabku.

Lalu kami berkenalan. Dia bernama  Bagas. Seumur hidup Bagas tinggal di tepi pantai. Rumahnya yang ditinggali bersama ibunya, tak jauh dari tempat itu.

Bagas mengaku sebagai nelayan. Tapi sebenarnya dia memiliki beberapa perahu yang disewakan kepada orang lain. Selain itu, ia memiliki toko yang menjual souvernir dan oleh oleh makanan khas daerah setempat.

Perkenalan kami tak berhenti di situ. Meski aku telah kembali ke Jakarta, ia tetap senang menghubungi via WA. Cara pendekatan dia yang menyenangkan membuat aku merasa nyaman.

Hubungan kami pun semakin akrab. Kadang dia sengaja berkunjung ke Jakarta sewaktu akhir pekan, sekedar mengajak makan atau nonton bioskop.

Dan aku juga sering kembali ke pantai itu, meski tidak ada tugas dari kantor.  Hanya untuk menikmati matahari terbenam bersamanya. Semua terasa mengalir begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun