Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Produksi Hoaks Cyber Army Menguasai Media Sosial di Indonesia

14 Januari 2019   12:22 Diperbarui: 14 Januari 2019   12:24 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia yang begitu mudah mempercayai berita  dari media sosial, membuat saya sangat prihatin. Tanpa ragu mereka menyebarkannya sehingga menjadi viral dan menghebohkan dunia maya. Padahal sebagian besar berita itu adalah berita hoaks.

UU ITE telah menjadi peringatan bagi warganet agar berhati-hati dalam memposting suatu berita atau informasi. Tetapi masih saja ada yang tersandung  dan menjadi pesakitan dalam genggaman aparat.  Herannya, sebagian yang tertangkap adalah orang yang tergolong intelektual, misalnya guru/dosen.

Mengapa mereka senang menyebarkan berita tanpa cek dan ricek? Pertama, ada unsur fanatisme yang tergugah menyebarkan berita untuk mendukung seseorang atau kelompok yang dipujanya. Mereka yang telah terindoktrinasi paparan pemimpin dalam kelompok yang didukungnya.

Kedua, adalah orang yang memiliki kelainan mental, mencari perhatian dengan menggunakan media sosial. Mereka ingin menjadi orang pertama yang menyebarkan berita agar terkenal di dunia maya. Banyaknya 'like' dan komentar akan membuat dia merasa bahagia.

Ketiga adalah orang bodoh yang senang ikut-ikutan. Mereka mengikuti arus yang berkembang di media sosial. Orang-orang ini tidak mau ketinggalan dengan sesuatu yang viral, meski tidak tahu bagaimana kebenarannya.

Namun saat ini yang paling dominan adalah orang yang fanatik terhadap seseorang atau golongannya sendiri. Mereka adalah pendukung salah satu pasangan Capres/cawapres yang akan bertarung pada Pemilu bulan April mendatang. Mereka sangat 'kekeuh' dengan apa yang dipercayainya.

Ada pepatah, jangan menasehati dua macam orang yaitu orang yang sedang jatuh cinta dan orang yang fanatik mendudung capres. Segala nasihat tidak akan mempan bagi mereka. Ibaratnya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Mereka hanya mau mempercayai apa yang ingin mereka dengar.

Cyber Army

Warganet sesungguhnya jarang yang menyadari  bahwa sebagian besar status atau gambar di media sosial  sengaja diciptakan untuk menimbulkan kontoversi. Dengan begitu akan memancing  perdebatan, perseteruan dan perkelahian. Mereka menjadi saling bermusuhan.

Dalam setahun terakhir berita hoaks tersebut semakin gencar beredar di media sosial. Akibatnya jelas, berita hoaks telah memecah belah masyarakat. Mereka menjadi terbagi antara dua golongan yang fanatik, pemarah dan kebal terhadap data dan fakta yang disodorkan kepadanya.

Perlu diketahui, berita hoaks memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran karena menggunakan teknik Hypnowriting. Teknik Hypnowriting adalah tulisan atau gambar yang dapat menghipnotis sehingga orang fokus dan terus membaca tulisan tersebut, bahkan mempercayainya tanpa dipikirkan kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun