Atribut yang dipakai seperti topi panjang yang dikenal dengan sebutan sikke, melambangkan batu nisan para wali dan sufi yang ada di kawasan Timur Tengah. Lalu jubat hitam atau putih melambangkan alam kubur dan kain kafan. Kita harus mengingat kematian untuk mengendalikan hawa nafsu.
Di bagian kaki ada alat yang disebut kuff, yang dahulu digunakan Rasulullah dalam perjalanan, terutama dalam musim dingin. Sedangkan jubah yang semakin besar ke bawah adalah sebagaimana jubah yang dahulu digunakan oleh Rasulullah. Jubah ini mengembang sesuai dengan gerakan menari.
Tarian itu merefleksikan perjuangan melawan ego manusia. Gerakan memutar ke kiri bermakna putaran alam semesta dan putaran tawaf di Ka'bah serta putaran di surga.
Meninggalnya Rumi menyebabkan seluruh penduduk di kota itu berkabung selama 40 hari. Putra Rumi yang bernama Sultan Veled mengumpulkan para pengikut Rumi dalam sebuah kelompok persaudaran dengan nama Mevlevi atau Whirling Dervishes.
Museum Mevlana
Sebenarnya dahulu museum ini adalah sekolah tempat Jalaluddin Rumi mengajar murid-muridnya. Sebutan lainnya untuk museum ini adalah Istana Kebun Mawar atau Rose Garden, sebab terdapat kebun mawar aneka warna yang sangat indah di sekelilingnya. Keharuman mawar ini di musim semi memenuhi sampai ke dalam museum.
Mengunjungi museum ini, akan membawa kita pada pemahaman sufisme yang diajarkan Rumi. Tentang cinta Ilahi yang terwujud dari setiap benda dan makhluk ciptaanNYa. Karena itu, tidak patut kita memandang buruk apa yang terjadi, karena semua adalah kehendak Ilahi.
Sebelum memasuki bangunan, para pengunjung harus melepas alas kaki. Disediakan kantung plastik untuk menyimpan alas kaki ke dalam tas yang dibawa. Â Sama seperti jika kita memasuki bagian dalam Masjid Sultan Ahmet dan istana Dolma Bahce di Istanbul.
Di samping kiri pintu masuk kita akan mendapati kendi besar berwarna keperakan yang disebut Nisantasi atau April Bowl. Konon kendi itu dahulu berisi air hujan yang jatuh pada bulan April. Airnya dianggap suci dan digunakan untuk pertanian.
Makam Rumi sendiri berada lebih jauh ke dalam. Para pengunjung biasanya berdesakan dan berebut untuk menjangkaunya. Mereka memanjatkan doa di sana. Selain Rumi, ada pula beberapa makam sufi lainnya. Rata-rata diselubungi kainyang disulam benang emas.