Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Di Sini Sang Penyair Sufi, Jalaluddin Rumi Berbaring untuk Selamanya

17 November 2018   15:32 Diperbarui: 17 November 2018   17:09 2814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggambaran cinta Ilahi dalam tarian sufi (dok.mevlana.muzesi)

Atribut yang dipakai seperti topi panjang yang dikenal dengan sebutan sikke, melambangkan batu nisan para wali dan sufi yang ada di kawasan Timur Tengah. Lalu jubat hitam atau putih melambangkan alam kubur dan kain kafan. Kita harus mengingat kematian untuk mengendalikan hawa nafsu.

Di bagian kaki ada alat yang disebut kuff, yang dahulu digunakan Rasulullah dalam perjalanan, terutama dalam musim dingin. Sedangkan jubah yang semakin besar ke bawah adalah sebagaimana jubah yang dahulu digunakan oleh Rasulullah. Jubah ini mengembang sesuai dengan gerakan menari.

Tarian itu merefleksikan perjuangan melawan ego manusia. Gerakan memutar ke kiri bermakna putaran alam semesta dan putaran tawaf di Ka'bah serta putaran di surga.

Meninggalnya Rumi menyebabkan seluruh penduduk di kota itu berkabung selama 40 hari. Putra Rumi yang bernama Sultan Veled mengumpulkan para pengikut Rumi dalam sebuah kelompok persaudaran dengan nama Mevlevi atau Whirling Dervishes.

Museum Mevlana

Sebenarnya dahulu museum ini adalah sekolah tempat Jalaluddin Rumi mengajar murid-muridnya. Sebutan lainnya untuk museum ini adalah Istana Kebun Mawar atau Rose Garden, sebab terdapat kebun mawar aneka warna yang sangat indah di sekelilingnya. Keharuman mawar ini di musim semi memenuhi sampai ke dalam museum.

Mengunjungi museum ini, akan membawa kita pada pemahaman sufisme yang diajarkan Rumi. Tentang cinta Ilahi yang terwujud dari setiap benda dan makhluk ciptaanNYa. Karena itu, tidak patut kita memandang buruk apa yang terjadi, karena semua adalah kehendak Ilahi.

bangunan museum (dok.judy)
bangunan museum (dok.judy)
Ciri khas bangunan utama adalah menara kerucut yang berwarna hijau kebiruan seperti batu permata pirus.  Bangunan itu juga dikelilingi beberapa kubah dengan arsitektur yang sama. Kita melewati kolam  yang dipagari, tetapi airnya untuk berwudhu dan dapat diminum langsung.

Sebelum memasuki bangunan, para pengunjung harus melepas alas kaki. Disediakan kantung plastik untuk menyimpan alas kaki ke dalam tas yang dibawa.  Sama seperti jika kita memasuki bagian dalam Masjid Sultan Ahmet dan istana Dolma Bahce di Istanbul.

Di samping kiri pintu masuk kita akan mendapati kendi besar berwarna keperakan yang disebut Nisantasi atau April Bowl. Konon kendi itu dahulu berisi air hujan yang jatuh pada bulan April. Airnya dianggap suci dan digunakan untuk pertanian.

Makam Rumi sendiri berada lebih jauh ke dalam. Para pengunjung biasanya berdesakan dan berebut untuk menjangkaunya. Mereka memanjatkan doa di sana. Selain Rumi, ada pula beberapa makam sufi lainnya. Rata-rata diselubungi kainyang disulam benang emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun