Kelenteng Senggarang
Kelenteng Senggarang atau juga dikenal dengan nama Vihara Dharma Sasana, berada di pinggir laut. Sebenarnya bisa juga dicapai dengan perahu pompom selama 20 menit dari pelabuhan Tanjung PInang. Sedangkan dengan motor melalui beberapa desa dan hutan kecil.
Kawasan kelenteng dipagari dengan tembok tinggi yang berhiaskan lambang shio dan bintang. Â Tetapi pintu gerbang selalu terbuka untuk umum. Ada empat bangunan utama di sini. Rata-rata dengan ciri khas ornamen berwarna merah dan emas. Â Selalu tampak cantik dan meriah.Â
Di sisi kiri ada dua kolam ikan berisi ratusan ikan koi (ikan keberuntungan) dan beberapa patung dewa-dewi. Saya mengenali Dewi Kwan Im dan Dewa Ruci di tengah kolam. Sedangkan di halaman depan, ada panggung tempat peragaan upacara tradisional dan kebudayaan Tionghoa.
Kami naik tangga lagi untuk halaman di atasnya. Di sini bahkan kita bisa menemukan patung Sun Go Kong dan teman-temannya. Nah, para penggemar film monyet sakti itu tentu merasa kegirangan bisa berfoto dengan mereka.
Saya lebih tertarik pada patung dewa dan dewi yang begitu megah di halaman paling belakang. Dewa bertangan seribu tampak begitu menarik. Patung-patung ini diberi pagar rendah sebagai batas agar tidak boleh dilampaui oleh para pengunjung.
Tanpa terasa kami menghabiskan waktu cukup lama. Rasa haus menyengat. Udara panas dan kehabisan energi membutuhkan cairan lebih banyak. Akhirnya kami membeli kelapa muda, masing-masing sebutir untuk menghilangkan dahaga. Menikmati es kelapa muda ini sambil melihat pemandangan di laut.
Es kelapa muda membuat kami segar dan bertenaga lagi untuk melanjutkan perjalanan. Maka kami kembali melaju dengan sepeda motor ke arah pusat kota. Destinasi pusat kota yang paling menarik adalah ke tepi laut Tanjung Pinang.
Tepi Laut Tanjung Pinang