Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Sebab Erdogan Sering Menjadi Obyek Berita Hoaks di Indonesia

5 November 2018   16:37 Diperbarui: 5 November 2018   16:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Fanatisme berlebihan terhadap agama. Pada zaman sekarang, tumbuh fanatisme terhadap agama. Erdogan dianggap sebagai lambang pemimpin Islam, apa saja langkah Erdogan dianggap baik. Satu hal yang sering dilupakan, Indonesia bukan Turki.

Indonesia adalah negara yang jauh lebih besar dari Turki, yang memiliki suku bangsa, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terbentuk karena bersatunya berbagai macam suku dan agama tersebut. Karena itu kita harus menghargai perbedaan.

Agama resmi di Indonesia ada lima. Semua penganut memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Tidak ada umat yang satu dilebihkan atas umat yang lain. Karena itu fanatisme yang merusak persatuan dan kesatuan tidak dibenarkan di bumi Nusantara.

Kelemahan orang Indonesia, langsung mempercayai apa yang ditemukan di media sosial, asal sejalan dengan keinginannya. Mereka enggan mengecek kebenaran informasi dan secara sembrono menyebarkan berita hoaks tentang Erdogan.

Padahal secara logika, Erdogan tidak mempunyai kepentingan dengan urusan dalam negeri negara lain. Erdogan menghormati kedaulatan masing-masing negara. Di luar urusan kemanusiaan, Erdogan tidak akan ikut campur politik di negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun