Kasus pembunuhan Jamal Khashoggi  kini menjadi perbincangan masyarakat Internasional. Seluruh perhatian dunia tengah dipusatkan pada kerajaan yang pemerintahannya dikendalikan Putra Mahkota, Pangeran Muhammed bin Salman. Semua mengikuti perkembangan kasus jurnalis tersebut.
Namun agaknya pihak kerajaan sudah gelap mata, tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tindakan yang grasa-grusu telah beberapa kali dilakukan. Justru tindakantindakan itu memperkuat posisi kerajaan sebagai pihak yang bersalah.
Meski Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo telah bertemu langsung dengan Putra Mahkota Muhammed bin Salman, tetapi saran Paman Sam tidak diikuti dengan baik. Kesannya, kerajaan salah kaprah, Maunya membebaskan Putra Mahkota dari tuduhan, yang terjadi sebaliknya, dunia semakin percaya bahwa dialah biang keladi dari kasus ini.
Kesalahan fatal adalah berusaha menghilangkan saksi dan bukti, yang justru menguatkan buktibukti lainnya. Beberapa indikasi pemusnahan saksi dan bukti, antara lain:
1. Ruang  tempat eksekusi Jamal Khashoggi dicat ulang sebelum memperbolehkan para penyelidik aparat Turki memasuki gedung konsulat. Hal ini diduga untuk melenyapkan cipratan darah atau cairan lainnya yang membekas di dinding dan lantai.Â
Sayangnya, pengecatan baru itu dapat dideteksi oleh para penyidik. Kita yang orang biasa juga mengetahui jika ada rumah yang baru dicat ulang. Cat baru akan kelihatan lebih cemerlang. Apalagi di sebuah gedung konsulat, terlihat jelas cat lama atau baru.
Bukan suatu hal yang lumrah, jika tiba-tiba sebuah ruangan mendapat cat ulang, sementara ruangan lainnya tidak. Sebab renovasi sebuah gedung milik instansi pemerintah manapun, pasti dilakukan secara menyeluruh. Cat baru hanya mengundang kecurigaan.
2. Menghilangkan bukti rekaman, terutama dari CCTV yang berada di ruang eksekusi. Satu hal yang tidak diperhitungkan adalah rekaman dari arloji canggih milik Jamal Khashoggi. Hal itu yang mengungkap pembunuhan keji atas dirinya.
Rekaman dari arloji yang ditemukan aparat Turki ini disimpan dengan seksama agar tidak terjangkau oleh anak buah kerajaan. Meskipun, pihak intelejen Amerika Serikat diberi kesempatan mendengarkannya. Karena itu Amerika Serikat menyangkal diberi rekaman tersebut.
3. Membuang barang bukti berupa peralatan yang digunakan untuk membunuh Jamal Khashoggi. Saat ini aparat Turki berhasil melacak kendaraan bernomor diplomat plat hijau milik konsulat Arab Saudi yang digunakan hingga ke hutan Gazi, yang berada di pinggiran Istanbul.
Mobil itu masuk ke dalam hutan tersebut dan orang-orang yang berada di dalamnya membuang sesuatu dengan tergesa-gesa. Walau pun aparat Turki belum merilis apa saja yang ditemukan di hutan tersebut, besar kemungkinan terdapat benda-benda yang bisa dijadikan bukti.
4. Upaya menghilangkan saksi. Kerajaan sadar bahwa 15 orang yang diutus ke konsulat Arab Saudi, terutama tujuh orang yang sudah terdeteksi merupakan pengawal Putra Mahkota Muhammed bin Salman, adalah saksi kunci. Resikonya adalah jika mereka berhasil diinterogasi, maka kebenaran akan terungkap.
Salah satu pengawal tersebut yaitu Mashal Sa'ad al Bostani dikabarkan tewas dalam kecelakaan yang aneh. Ini sungguh mengherankan, jika ia celaka beberapa hari setelah pulang ke Arab Saudi. Kerajaan berusaha membungkam saksi-saksi kunci. Setelah Al Bostani, saksi lain juga berada dalam bahaya.
Apakah menghilangkan saksi adalah salah satu 'nasihat' dari Amerika Serikat melalui Pompeo? bisa saja. Kemungkinan itu cukup besar, mengingat pola CIA dalam membungkam orang-orang yang dianggap berbahaya dan dapat membongkar rahasian yang sebenarnya.
Namun dunia internasional tidak membiarkan hal itu terus menerus. The Washington Post yang kehilangan jurnalis terkenalnya pasti akan terus memantau gerak gerik kerajaan. Bersama pers yang independen, mereka akan terus berusaha mengungkap keterlibatan Putra Mahkota.
Desakan dari PBB juga telah dikeluarkan. Dalam waktu dekat, PBB bisa membentuk komisi khusus untuk penyelidikan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H