Pertama adalah keberhasilannya menyetop proyek reklamasi pantai yang kontroversial. Semua banyak orang ragu apakah Anies bisa menghentikan proyek besar yang melibatkan konglomerat tersebut. Ternyata Anies mampu menghadapi aral yang melintang. Proyek itu tak bisa dilanjutkan.
Kedua, pada hari Jumat, tanggal 12 Oktober yang lalu, Anies meresmikan proyek rumah susun dengan DP 0%. Pembangunan Klapa Village tersebut diperuntukkan bagi warga DKI yang memenuhi syarat. PerGub sudah dikeluarkan, bernomor 104 tahun 2018. Dengan realisasi DP 0% ini, maka Anies berhasil membungkam orang-orang yang nyinyir kepadanya.
Namun tidak mungkin menangani segala permasalahan ibukota sendirian, Anies tetap membutuhkan pendamping. Dia harus mempunyai seorang Wakil Gubernur. Jabatan ini sangat membutuhkan orang yang ahli di bidangnya, yang bisa menjadi partner, betul-betul paham untuk membangun ibukota dengan segala permasalahannya.
Seorang wakil bagi Anies adalah orang yang mampu menyelaraskan pikiran dan gerak langkahnya. Orang itu yang menerjemahkan ide-ide Anies yang telah  dan belum dituangkan dalam berbagai rancangan program.
Maka kita bisa melihat bahwa sosok wakil yang diperlukan Anies adalah orang yang pandai berkomunikasi, setidaknya memberi informasi yang benar tentang program Pemda DKI Jakarta. Ia harus bisa membangun komunikasi dua arah antara Pemda DKI dengan masyarakat sehingga terjadi kesamaan pandangan dalam pelaksanaan program.
*Penulis adalah anggota Persatuan Penulis Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H