Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembunuhan Khashoggi Hasil Konspirasi? (3)

13 Oktober 2018   18:36 Diperbarui: 13 Oktober 2018   18:52 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah bagian ketiga yang saya tulis mengenai jurnalis yang hilang di konsulat Arab Saudi, Istanbul, Turki. Pembunuhan ini menarik karena mengingatkan saya pada cerita atau kisah intelejen yang sering ada di novel atau film.

Salah seorang rekan kompasianer yang memberi komentar tentang artikel saya sebelumnya, mengajukan tentang teori konspirasi. Secara pribadi saya setuju, karena pemikiran saya memang ke arah sana.

Di bagian kedua sudah saya tuliskan tentang siapa Jamal Khashoggi sebenarnya. Dia adalah jurnalis dan kolumnis yang sering mengkritik kebijakan kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan putra mahkota kerajaan, Muhammed bin Salman.

Namun berdasarkan fakta yang ada, hilangnya jurnalis ini, adalah hasil konspirasi antara tiga negara, Arab Saudi, Amerika Serikat dan Israel. Mengapa saya yakin demikian?

Berikut ini alasannya: 

1. Arab Saudi adalah yang paling berkepentingan untuk melenyapkan sang jurnalis. Kritikan Khashoggi membuat telinga putra mahkota menjadi merah. Ia semakin membenci Khashoggi.

Sebagai jurnalis dan pernah menjadi penasihat Duta Arab Saudi di Inggris, Khashoggi tentu mengetahui rahasia rahasia tentang kerajaan yang berusaha ditutup rapat oleh putra mahkota. Terutama rencana dan kebijakan Timur Dekat.

Kebijakan tersebut merupakan kesepakatan antara Arab Saudi, Amerika Serikat dan Israel. Tiga negara ini bahu membahu untuk menguasai wilayah Tengah.

Jadi, jika Khashoggi mengungkapkan semua rahasia itu, maka rencana negara negara zionis itu akan diketahui dunia internasional. Dia dianggap sangat berbahaya dan perlu dibungkam.

2. Sebagaimana yang dilaporkan The Washington Post, dinas intelijen Amerika Serikat (CIA) mengetahui rencana penangkapan Khashoggi. Ini berarti pemerintah Amerika Serikat menyetujui langkah Arab Saudi untuk melenyapkan jurnalis tersebut.

The Washington Post berusaha mengungkap misteri hilangnya Khashoggi karena dia adalah kolumnis media tersebut. Pers, pada umumnya lepas dari kendali pemerintah karena independen. Media ini harus membela jurnalisnya.

The Washington Post tahu bahwa pemerintah Amerika Serikat juga gerah terhadap tulisan tulisan Khashoggi. Apalagi jurnalis itu menyerang kebijakan Arab Saudi yang bersahabat dengan Amerika Serikat.

Keterlibatan CIA mungkin tidak secara langsung, tetapi memberikan data dan informasi akurat tentang keberadaan Khashoggi di Istambul. CIA memiliki agen yang tersebar di wilayah Turki.

3. Israel yang juga menyimpan banyak perjanjian dengan Arab Saudi, juga tidak menyukai Khashoggi. Bagaimana pun Arab Saudi adalah partner penting Israel, terutama dalam mendukung kebijakan tentang Palestina.

Maka adalah suatu hal yang akan membuat mereka aman dengan melenyapkan orang yang dianggap berbahaya. Khashoggi terlalu banyak mengetahui hubungan mereka. 

Mossad dan CIA sangat kompak dalam bekerja sama untuk kepentingan mereka. Dua organisasi intelijen ini piawai menciptakan drama dalam melenyapkan seseorang, misalnya dibuat kecelakaan atau dibunuh oleh pihak lain.

Secara khusus, Israel tidak membunuh langsung orang yang menjadi target. Biasanya ada orang orang bayaran yang ditugaskan. Saya masih teringat pada ilmuwan Palestina yang dibunuh di Malaysia.

Jadi, melenyapkan Khashoggi adalah keputusan bersama. Kebetulan jurnalis ini terjebak urusan cinta di Turki. Sebuah kelemahan yang sangat fatal. 

Jurnalis kawakan tersebut akhirnya harus terhenti oleh operasi dan eksekusi atas perintah kerajaan Arab Saudi. Ia tidak bisa lagi bersuara menentang putra mahkota.

Namun sekiranya The Washington Post mau menyelidiki lebih lanjut, maka kasus ini kelak terbuka. Apalagi ada desakan dari semua jurnalis internasional.

Kasus Khashoggi, jika dibiarkan akan mengancam profesi jurnalis. Mereka yang mempunyai hak independen untuk memberi informasi obyektif kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun