The Washington Post tahu bahwa pemerintah Amerika Serikat juga gerah terhadap tulisan tulisan Khashoggi. Apalagi jurnalis itu menyerang kebijakan Arab Saudi yang bersahabat dengan Amerika Serikat.
Keterlibatan CIA mungkin tidak secara langsung, tetapi memberikan data dan informasi akurat tentang keberadaan Khashoggi di Istambul. CIA memiliki agen yang tersebar di wilayah Turki.
3. Israel yang juga menyimpan banyak perjanjian dengan Arab Saudi, juga tidak menyukai Khashoggi. Bagaimana pun Arab Saudi adalah partner penting Israel, terutama dalam mendukung kebijakan tentang Palestina.
Maka adalah suatu hal yang akan membuat mereka aman dengan melenyapkan orang yang dianggap berbahaya. Khashoggi terlalu banyak mengetahui hubungan mereka.Â
Mossad dan CIA sangat kompak dalam bekerja sama untuk kepentingan mereka. Dua organisasi intelijen ini piawai menciptakan drama dalam melenyapkan seseorang, misalnya dibuat kecelakaan atau dibunuh oleh pihak lain.
Secara khusus, Israel tidak membunuh langsung orang yang menjadi target. Biasanya ada orang orang bayaran yang ditugaskan. Saya masih teringat pada ilmuwan Palestina yang dibunuh di Malaysia.
Jadi, melenyapkan Khashoggi adalah keputusan bersama. Kebetulan jurnalis ini terjebak urusan cinta di Turki. Sebuah kelemahan yang sangat fatal.Â
Jurnalis kawakan tersebut akhirnya harus terhenti oleh operasi dan eksekusi atas perintah kerajaan Arab Saudi. Ia tidak bisa lagi bersuara menentang putra mahkota.
Namun sekiranya The Washington Post mau menyelidiki lebih lanjut, maka kasus ini kelak terbuka. Apalagi ada desakan dari semua jurnalis internasional.
Kasus Khashoggi, jika dibiarkan akan mengancam profesi jurnalis. Mereka yang mempunyai hak independen untuk memberi informasi obyektif kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H