Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Industri Makanan Dalam Negeri Menjadi Primadona Ekspor

30 Juli 2018   04:49 Diperbarui: 30 Juli 2018   07:54 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biskuit produksi Indonesia (dok pri)

2. Menciptakan lapangan pekerjaan

3. Semakin banyak orang yang bisa berjualan produk olahan makanan

4. Memacu pertumbuhan daerah agar lebih sejahtera

Nilai ekspor industri makanan Indonesia pada tahun 2017 mencapai 49,60 Miliar Dolar, sedangkan impor makanan hanya senilai 14 Miliar Dolar. Luar biasa, ternyata produk makanan Indonesia disukai penduduk manca negara. Produk makanan yang berlimpah ini juga telah mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Investasi datang dari dalam dan luar negeri. Pemasukan investasi dari dalam negeri sejumlah 31 Miliar Rupiah pada tahun lalu. Sementara investasi yang berasal dari luar negeri mencapai 1.545.47 USD, atau senilai 22 Miliar Rupiah. Cukup tinggi bukan?

Dengan tingginya investasi, maka industri makanan ini menyerap 1.041.266 pekerja. Di samping itu juga menciptakan 8.507 unit usaha yang mencakup jajanan enak yang biasa kita makan sehari-hari.

Hal yang menggembirakan tersebut harus diimbangi dengan menjaga kualitas agar selalu memenuhi standar internasional. Terutama menjaga agar industri makanan terjamin sehat untuk konsumen.

Kebijakan pemerintah seperti:

1. Keringanan pajak (Tax holiday dan Tax Allowance)

2. Memberikan bantuan peralatan, mesin, dan promosi ke luar negeri.

3. Memberi pelatihan desain, teknologi dan keterampilan bau pegawai di perusahaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun