Tawaran ngabuburit datang dari mana saja. Tapi saya orang yang sangat pemilih. Kalau tidak sesuai selera, tidak akan saya lirik.Â
Namun kalau yang namanya jalan jalan, pasti suka banget. Kebetulan Koteka Kompasiana bikin acara City Tour di kota Bogor. Iya, di kota Bogor, yang terkenal dengan kota angkot eh kota hujan.Â
Bogor kan cuma dekat saja dari Depok. Maka sudah pasti saya ikutan acara ini. Meluncurlah saya dengan Commuter line ke sana.Â
Mulai menyusuri jalan, kami melihat kantor Polres yang dahulu adalah hotel pertama di Bogor, yang dibangun tahun 1826. PT KAI (dulu PJKA) membelinya sebagai aset, Â tetapi pada waktu mengalami krisis terpaksa dijual. Â Kemudian diambil alih menjadi kantor Polres.Â
Nah, berhubung sudah masuk waktu Dhuhur, yang muslim sholat dulu di masjid Balai kota. Sayang hari libur, Bima Arya tidak bisa diintip di kantornya ini.Balai kota dulu adalah gedung karasidenan Bogor.Â
Kami lalu menyeberang ke arah istana Bogor. Pintu gerbang tertutup rapat. Kita tidak tahu apakah Jokowi ada di dalam atau tidak. Teman teman cukup puas dengan membelai rusa yang jinak. Rusa ini jumlahnya lebih dari 700 ekor lho.Â
Istana Bogor dibangun pada tahun 744. Istana ini bernama Buitenzorg yang artinya 'tanpa kekuatiran'. Bentuknya meniru istana Duke of Marlbourogh,  Oxford,  Inggris.  Kemudian dijadikan tempat tinggal  38 gubernur jenderal Belanda dan satu Gubernur jenderal Inggris.Â
Luas halaman istana adalah  28, 14 ha.  Pernah mengalami kerusakan saat gunung Salak meletus tahun 1850. Bangunan itu dirombak total pada tahun 1850.
Kami berjalan lagi dalam cuaca yang sedang terik. Untung banyak pohon rindang dang angin bertiup. Sesekali berhenti juga dan duduk di bangku tepi jalan yang tersedia.
Sebenarnya gereja ini bernama gereja Zebaoth yang dibangun pada tahun 1845. Di sini tempat beribadah umat Kristen protestan.Â
Di pinggir jalan, yang menempel kebun raya, ada kantor pos yang semula adalah gereja pertama, dimana umat katholik dan protestan beribadah secara bergantian.Â
Lalu kami berjalan lagi ke gedung BTM, mal yang dahulu kala adalah sebuah hotel kuno bernama Belle View. Namanya begitu karena memiliki pemandangan yang indah menghadap gunung salak.
Selesai 'ngadem' di BTM, kami lanjutkan perjalanan ke wilayah pecinan di jalan Surya Kencana. Kami mengunjungi kelenteng Dhanagun, kelenteng terbesar di Bogor. Saya pernah menuliskan kelenteng ini dua tahun yang lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H