Tentu saja Muntazir harus mendapatkan dukungan organisasi. Ia menjadi calon dari Aliansi Sairoun yang dipimpin ulama Syiah terkenal, Muqtada Al Sadr yang berkoalisi dengan partai komunis. Mereka mempunyai program menghapus sektarian dan memberantas korupsi agar rakyat Irak dapat fokus pada masalah sosial dan ekonomi.
Muntazir yakin koalisi itu adalah yang terbaik pada saat ini. Menurut dia, koalisi ini mewakili semua aliran dan golongan yang ada di Irak. Menurut survey situs 1001 Pikiran  Irak akan menjadi partai terbesar kedua, mengalahkan partai Fatah. Saingan terberatnya adalah koalisi  Nasr yang dipimpin Perdana Mentri Haider Al Abadi.
Kondisi Irak masih belum pulih pasca dihancurkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Apalagi kemudian juga dirusak oleh ISIS. Irak tidak memiliki dana yang dibutuhkan untuk membangun kembali perekonomiannya karena sumber minyak dikuras  oleh sekutu dan korupsi yang merajalela. Bagusnya, kedua koalisi yang bersaing tersebut, sepakat untuk menolak intervensi asing yang telah banyak merugikan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H