Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Kartono, Kakak Kandung Kartini yang Jenius

23 April 2018   17:13 Diperbarui: 23 April 2018   20:29 2549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga tahun kemudian, Kartono mendirikan rumah penyembuhan di Bandung dengan nama Darussalam yang artinya tempat yang damai. Secara menakjubkan ia memperlihatkan kemampuan supranatural dengan menyembuhkan orang sakit.  Kartono hanya meletakkan tangannya ke dahi pasien. Lantas dalam waktu yang tidak terlalu lama, pasien akan sembuh.

Banyak pasien yang datang berobat kepadanya, termasuk orang-orang Belanda dan teman-teman pergerakan. Ia menjadi orang yang sangat disegani sebagai ahli kebatinan. Namun di awal pendudukan Jepang, kesehatannya mulai menurun, perlahan separuh badannya menjadi lumpuh. Kartono lalu meninggal pada tanggal 8 Februari 1952.

Kartono dimakamkan di  Sedomukti, desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Di nisannya tertulis "Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji,  nglurug tanpa bala, menang tan ngasorake"  yang artinya kaya tanpa harta, sakti tanpa jimat/mantra, menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan). Begitulah sosok Kartono yang sesungguhnya, memiliki banyak kelebihan tanpa menjadi sombong.

Sumber: Historia, Arsip Nasional, Good News From Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun